JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Demi untuk mempererat rasa persaudaraan di tanah perantauan, ratusan warga yang tergabung dalam Paguyuban Demak se-Jabotabek, menggelar acara hahal bihalal, bertempat di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Minggu (30/7) kemarin.
Bertepatan dengan acara halal bihalal, mereka juga sekaligus mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) yang dihadiri oleh berbagai pejabat daerah dan tokoh masyarakat Demak di perantauan. Hal ini dilakukan karena Kabupaten Demak termasuk daerah tertinggal dibandingkan kabupaten tetangganya seperti, Kudus dan Jepara.
Para perantau diharapkan bisa memberikan sumbangsih terhadap Demak. Terlebih jika sudah berhasil atau sukses dalam kehidupannya. Setidaknya, tergerak untuk menolong dan memberikan bantuan kepada yang belum beruntung.
“Kabupaten Demak memang agak tertinggal dibandingkan daerah lain. Makanya, kami mengadakan Mubes agar bisa membantu menaikan daerah kami, supaya bisa sejajar dengan daerah tetangganya,” kata Drs Subchi, Ketua Paguyuban Demak yang baru saja terpilih dalam Mubes.
Untuk memajukan daerah Demak, menurut Drs Subchi lebih lanjut, potensi yang ingin diangkat yakni bidang pariwisata. Sebab, wisata sangat diharapkan bisa meningkatkan pendapatan daerah.
“Daerah Demak memiliki wisata riligi yang sangat bagus dan perlu dikembangkan. Demak merupakan salah satu Kerajaan Islam di Indonesia dan memiliki masjid bersejarah sebagai peninggalan Walisongo,” paparnya.
Potensi dalam bidang pertanian, perkebunan dan perikanan pun, layak dikembangkan lagi. “Demak penghasil buah belimbing berkhasiat dan rajungan yang sudah diekspor ke Jepang,” ucap dia lagi.
Dalam acara yang dihadiri ratusan anggota Paguyuban Demak, digelar pula hiburan musik. Nampak hadir. Ketua DPRD Demak H Nurul Mutaqien SH MH, Prof DR KH Mochammad (pemberi tausiyah), Maksum Machfoed Msc serta Prof DR Syafie Mufid sebagai pembaca doa penutup. ■ Red/Yoyok