JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan mewakili Pemprov DKI Jakarta menegaskan pihaknya tidak ada ribut dengan PT KAI soal pembangunan Skybridge Tanah Abang. Pasalnya dari awal melakukan desain jembatan penyeberangan multiguna (JPM) tersebut, pihaknya selalu melibatkan PT KAI selaku pengelola Stasiun KA Tanah Abang.
Dia membantah kalau proyek Skybridge sebagai jembatan penghubung antara stasiun dan komplek Pasar Tanah Abang memunculkan sengketa antara BUMD yang dipimpinnya dengan PT KAI.
“Secara prinsip, mereka sudah mengatakan sangat mendukung pembangunan JPM ini. Hanya masalah sekarang ini, belum ada akses langsung ke JPM itu. Tinggal menunggu penyelesaian dari kita saja,” kata Yoory di Jakarta, Rabu (14/11).
Ia membenarkan PT KAI meminta pihaknya membangun fasilitas toilet bagi para pedagang kaki lima (PKL) di JPM tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi orang-orang yang tidak berkepentingan masuk ke stasiun lalu menggunakan toilet seenaknya.
Sedangkan PKL yang nantinya ditempatkan di JPM tersebut sebanyak 446 tempat usaha. “Kalau tiap kios dijaga dua orang, maka jumlanya hampir 900 orang. Kalau semuanya menggunakan toilet stasiun ya merepotkan PT KAI juga,” kata Yoory.
Diakuinya bahwa permintaan membuat toilet sendiri di luar dari perencanaan yang ada. Namun, pihaknya bisa memenuhi permintaan PT KAI karena masih ada lahannya. Permintaan lainnya seperti keamanan dan kebersihan, Yoory menegaskan akan merealiasikannya saat pembangunan JPM sudah rampung. Ditargetkan, pembangunan Skybrige akan rampung pada 24 November 2018.
Terkait biaya kebersihan, perawatan Skybridge dan keamanan, semua ditanggung oleh para PKL. “Nantinya kalau mereka sudah menempati kios di JPM tersebut, mereka akan ditarik iuran perdagangan sebesar Rp 500.000 per bulan. Itu untuk kebersihan, perawatan dan keamanan,” tuturnya sambil menambahkan saat ini pembangunan fisik skybridge sudah menuju angka 96 persen. ■ RED/JOKO