JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Kemesraan antara DPD Gerindra DKI Jakarta dan DPW PKS diisukan merenggang lagi. Pasalnya, rencana pertemuan dua partai koalisi yang dijadwalkan berlangsung Selasa besuk guna membahas soal calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang sudah kosong lebih dari tiga bulan, dipastikan batal.
Namun isu merenggangnya dua partai pengusung Gubernur dan Wagub DKI pada Pilkada 2017 tersebut, ditepis Wakil Ketua DPD Gerindra DKI, Syarif. Walaupun demikian, dia membenarkan pertemuan antara DPD Partai Gerindra DKI Jakarta dan DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI untuk membahas kursi wakil gubernur DKI Jakarta ditunda hingga pekan depan.
Menurut Syarif bahwa pertemuan kedua pihak ditunda karena anggota DPRD DKI Jakarta sedang mengikuti bimbingan teknis (bimtek) di Semarang, Jawa Tengah, pada pekan ini.
“Sejumlah pengurus DPD Gerindra dan DPW PKS DKI Jakarta itu kan anggota Dewan. Kami lagi di Semarang, ikut bimtek. Saya sudah komunikasi dengan Pak Syakir (Ketua DPW PKS DKI Syakir Purnomo), untuk ditunda minggu depan,” ujar Syarif melalui ponsel, Senin (3/12).
Syarif juga menyampaikan terkait pertemuan Gerindra dan PKS DKI kemungkinan dijadwalkan ulang antara Senin sampai Rabu pekan depan. PKS DKI, kata Syarif, sudah setuju untuk menunda pertemuan.
Dalam pertemuan itu, Gerindra dan PKS DKI rencananya menyamakan persepsi soal uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) kandidat wagub DKI. Sebab, kedua pihak memiliki perbedaan pemahaman soal tes tersebut.
“Nanti kita bicarakan perbedaan pendapat itu dalam forum, jangan disampaikan pendapat di media dong,” kata Syarif.
Ketua Dewan Syariah PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi sebelumnya mengatakan, ada perbedaan pandangan soal fit and proper test antara PKS dan Gerindra DKI. Sejak awal, PKS DKI memahami fit and proper test sebagai perkenalan kandidat wagub yang diusulkan PKS kepada Gerindra, bukan untuk menyeleksi calon.
Karena perbedaan persepsi itu, PKS DKI mengundang Gerindra DKI bertemu pada 4 Desember untuk menyamakan persepsi pemilihan dua kandidat Wagub DKI, termasuk mekanisme fit and proper test.
Perbedaan persepsi itu membuat dua kandidat wagub pengganti Sandiaga belum juga ditentukan. Akibatnya, kursi wagub pendamping Gubernur DKI Anies Baswedan pun masih kosong. ■ RED/JOKO