SERANG (POSBERITAKOTA) ■ Melalui media sosial makin banyak bermunculan konten hoax terkait COVID-19. Bahkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat ada ribuan konten hoax dan disinformasi yang menyesatkan. Itu sangat membahayakan kehidupan sosial masyarakat.
Pandangan itu diungkapkan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI), Bambang Soesatyo (Bamsoet), ketika membuka Press Gathering Koordinatoriat Wartawan Parlemen di kawasan Anyer, Serang, Banten, Sabtu (5/9/2020).
“Yang pasti, konten hoax dan disinformasi terkait COVID-19 ini sungguh memprihatinkan. Di saat kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat terhimpit dampak pandemi COVID-19, justru masih ada saja pihak-pihak tak bertangggungjawab yang mencederai psikologis masyarakat dengan menyebarluaskan informasi menyesatkan,” tuturnya.
Bamsoet meminta agar pers dapat menyajikan informasi utuh berbasis fakta. Dengan begitu, jika ada masyarakat yang ragu terhadap informasi tertentu di Medsos, maka bisa dikonfirmasi melalui pemberitaan media arus utama.
“Untuk itu media atau pers tak boleh ikut-ikutan menggunakan cara-cara bombastis umpan klik (clickbait), jika hanya demi mengejar jumlah target pembaca,” papar dia lagi.
Dikatakannya bahwa pers sepatutnya tetap mengedepankan etika jurnalistik dalam menyajikan informasi. Kenapa? Karena, hal itu yang menjadi letak kekuatan pers, dibanding buzzer. Dan, para buzzer yang hanya bisa menghadirkan informasi bombastis tanpa makna, bahkan cenderung malah menyesatkan serta membuat pembelahan sosial di masyarakat.
“Karenanya, merawat kepribadian serta jati diri bangsa agar tak tergerus akibat pembelahan sosial karena hoax maupun hate speech, adalah tugas kolektif kita bersama, termasuk pers. Dengan jangkauan yang luas dan tingkat aksesibilitas yang tinggi, media massa mempunyai peran strategis dalam menyebarluaskan wawasan kebangsaan,” ucap Bamsoet.
Pers, menurut Ketua MPR RI, telah menjadi salah satu mitra penting MPR dalam melaksanakan berbagai tugas konstitusional. Misalnya dalam mewujudkan visi MPR sebagai rumah kebangsaan. Ditambahkan, pers kerap mendukung MPR sebagai wadah sekaligus representasi dari beragam aspirasi, pemikiran serta arus perubahan.
“Jadi, kemajemukan adalah fitrah kebangsaan yang harus senantiasa dihormati dan dilindungi. Sebagai rumah kebangsaan, MPR menegaskan setiap warga negara merupakan bagian tak terpisahkan dari satu ikatan kebangsaan, termasuk pers yang menjadi corong penyebar semangat kebangsaan, penyebar semangat gotong royong dan kebersamaan,” tutur dia.
Maka itu, Bamsoet optimistis di tengah derasnya gempuran digitalisasi dengan hadirnya buzzer hingga influencer yang terkadang menjadi referensi masyarakat mendapatkan informasi, pers masih memiliki peran signifikan.
Bamsoet pun bilang kalau peran pers sebagai pilar keempat demokrasi setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif – turut memiliki tanggung jawab membangun masyarakat sehat yang melek informasi sekaligus menjadi filter atas maraknya informasi menyesatkan yang begitu mudah tersebar melalui media sosial hingga menjadi viral.
Nampak ikut hadir langsung dalam kegiatan itu para Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat, Syarief Hasan dan Hidayat Nur Wahid (secara virtual). Hadir pula pimpinan fraksi-fraksi MPR yakni Idris Laena (Fraksi Partai Golkar), Taufik Basari (Fraksi Partai Nasdem), Anton Sukartono (Fraksi Partai Demokrat), Arwani Thomafi (Fraksi PPP) dan Intsiawati Ayus (Kelompok DPD). ■ RED/ARIA/AYID/GOES