BEKASI (POSBERITAKOTA) – Keberadaan Yayasan Jami Al-Ikhlas di RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kebalen, Bekasi, perlu terus menyempurnakan dalam hal penyediaan fasilitas proses belajar dan mengajar bagi 100 murid Taman Pendidikan Al-Quran (TPA). Sebab kalau bicara program, tentu sudah sangat bagus, terutama untuk memberikan bekal atau fondasi agar pengenalan hurup Arab plus fasih di dalam membaca Al-Quran.
Kendati untuk edukasi (pendidikan) mulai dari tingkat pengenalan huruf Arab sampai pada fasih membaca ayat suci Al-Quran, membutuhkan waktu yang cukup panjang. Bisa enam bulan, setahun atau bahkan lebih dari itu. Tapi, jika anak-anak (murid) diperkenalan sejak usia dini, niscaya bakal menuai harapan dikemudian hari.
Saat ini sejak program TPA yang menghampar di ruang terbuka dengan memanfaatkan teras Masjid Jami Al-Ikhlas, jelas sangat sesuai karena kuantitas murid yang mencapai 100 anak dan remaja. Namun jika mengacu pada kenyamanan proses belajar dan mengajar, sudah barang tentu membutuhkan ruangan besar atau dalam bentuk kelas-kelas.
“Idealnya untuk proses belajar dan mengajar memang harus di dalam kelas. Agar murid lebih tertib dan terkonsentrasi. Makanya, kami akan mengkomunikasikan dengan pimpinan atau pengurus Yayasan Jami Al-Ikhlas,” ucap Nur Hasanah, tenaga pengajar TPA yang dipercaya sebagai ‘koordinator’.
Diakui untuk pengelolaan TPA saat ini, sudah masuk program Yayasan Jami Al-Ikhlas selama kurang lebih ada dua tahun berjalan. Sedangkan sebelumnya, ada sekitar tiga tahunan, justru masih dikelola oleh kelembagaan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al-Ikhlas.
Ke depannya, diharapkan Nur Hasanah, agar Yayasan memfasilitasi ruangan untuk dibuatkan kelas-kelas yang memadai. Tujuannya agar proses belajar dan mengajar terhadap murid dan guru TPA di sini, bisa menghasilkan sesuatu yang jauh lebih maksimal.
Dari 100 murid putra-putri TPA, dijelaskan Nur Hasanah lebih lanjut, dibagi dalam beberapa kategori atau kelas. Yang pertama yakni usia dini setingkat PAUD/TK. Kedua setingkat SD dan ketiga adalah setingkat SMP.
“Ada proses belajar yang harus dilalui para murid TPA. Mulai dari belajar Iqra, meningkat ke Juz’ama dan kemudian membaca Al-Quran. Namun dari para guru di sini, juga masih perlu memiliki bekal mengajar yang standar dengan mengikuti pelatihan lagi,” ucap Nur Hasanah.
Memiliki 5 tenaga pengajar (guru) antara lain : Nur Hasanah (koordinator), Munawaroh, Ida Farida, Marti dan Nur Aisah – ternyata mampu menangani 100 murid yang ada. Mereka mulai mengajar sejak pukul 15.30 – 17.30 WIB, setiap Senin sampai Jumat.
Kelembagaan RW 025 jelas tidak boleh menutup mata, terkait adanya program TPA yang dijalankan Yayasan Jami Al-Ikhlas. Diharapkan bisa menjalin sinergitas, agar seluruh warga di 17 RT yang ada di RW 025 bisa tersosialisasi dan kemudian menitipkan putra-putrinya untuk menjadi murid TPA.
Jika selama ini ada sejumlah donatur-donatur dari warga setempat, terutama untuk membantu pemberian honor bagi tenaga pengajar (guru), tentu harus lebih dimaksimalkan lagi. Nah, kapasitas Ketua RW 025 harus mampu menggugah sekaligus menarik kepedulian warga-warganya. Semoga! ■ RED/AGUS SANTOSA