BEKASI (POSBERITAKOTA) – Seperti yang diperintahkan Allah SWT, kita sebagai hamba-NYA dan umat dari Nabi Muhammad SAW/Baginda Rasulullah, makanya kita disuruh agar banyak berdzikir. Karena ini berdasarkan janji Allah SWT, jika mau bersujud dan mau menyembah-NYA, kita dalam kehidupan ini bakal mendapat banyak nikmat.
“Kita, baik itu sebagai hamba (Allah SWT) maupun umat (Nabi Muhammad SAW/Baginda Rasulullah), tidak boleh dzolim kepada diri sendiri,” ucap Ustadz Husni Mubarok L.c membuka ceramahnya dalam ta’lim ba’da Shubuh yang dihadiri puluhan jamaah rutin di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH Bekasi, Minggu (27/6/2021) kemarin.
Masih terkait perbuatan dzolim itu sendiri, disebutkan Ustadz Husni bahwa ada seseorang yang berbuat salah. “Padahal, tahu kalau itu perbuatan dosa. Tapi kagak merasa dirinya bersalah. Dosa kecil itulah lama-kelamaan akan jadi dosa besar,” tuturnya.
Melanjutkan isi ceramahnya, ustadz tamatan dari salahsatu universitas di Kairo (Mesir) tersebut, memaparkan bahwa umat Nabi Muhammad SAW adalah makhluk yang paling tertinggi. “Dari ayat-ayat yang Allah SWT turunkan dalam Al-Quran, kita merupakan umat yang memiliki akhlak tinggi. Hatinya lapang dan luas. Tapi, ada pula yang memiliki hati atau sifat buruk. Suka menebar fitnah dan adu domba,” papar Ustadz Husni, panjang lebar.
Berdosakah kita saat melihat kedzoliman atau kesalahan orang lain tapi tidak berbuat untuk memperbaikinya? “Kalau kita tahu dan melihat lantas nggak bilangin, kita tetap berdosa. Sebab, iman paling rendah adalah orang yang nggak suka dengan kemaksiatan. Apabila kita melihat kedzoliman yang nyata, ya harus kita sentuh dengan hati kita,” tuturnya, lagi.
Ustadz Husni juga menyinggung soal seseorang yang melakukan kedzoliman sebagai orang yang mendustakan agama. “Sesungguhnya itu tipu daya. Dan, pada akhirnya nanti, bakal mendatangkan azab,” jelasnya.
Sebagai penutup, kata Ustad Husni, pada akhir zaman nanti, Allah SWT akan menunjukkan kekuasaannya. Semua orang atau hambanya datang untuk bersyujud kepada Allah SWT dan mengakui sebagai Tuhan. Setelah kematian, semua akan dibangunkan dalam kondisi telanjang. Apakah ada rasa malu? Ya tidak ada, karena pikiran kita dibikin tidak ke situ. “Yang ada malah kita akan takut kepada Allah SWT. Apakah kita akan masuk surga atau nggak?” Begitu tutupnya. ■ RED/GOES