26.7 C
Jakarta
22 November 2024 - 01:55
PosBeritaKota.com
Syiar

MELALUI PROGRAM JUM’AT BERKAH, SEJADAH BABE ‘BERBAGI’ KE PEDAGANG BAMBU SAMPAI KE PEKERJA LEPAS SERABUTAN

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Lagi, melalui program sosial keagamaan Jum’at Berkah, SEJADAH BABE kembali menyambangi sejumlah kelurahan dan desa yang ada di wilayah Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jum’at (10/9/2021). Tujuannya untuk berbagi sebanyak 45-an nasi boks plus aqua botol ke warga masyarakat yang masih dihimpit kesulitan akibat perpanjangan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah secara nasional.

Dari situ menyebabkan mobilitas warga untuk beraktifitas, baik kerja maupun usaha, malah menjadi menurun. Oleh karenanya, tingkat perekonomian dan daya beli masyarakat pun, ikut pula menurun drastis. Tidak sedikit dari warga masyarakat, umumnya di wilayah penyanggah Ibukota seperti di Kabupaten Bekasi, akhirnya banyak yang kehilangan penghasilan.

Padahal, bisa meraih penghasilan layak dengan bekerja serabutan atau buka usaha menengah kecil, setidaknya dapat meminimalisir kesulitan hidup. Mereka pun secara terbuka mengutarakan, jangankan bisa hidup menabung, buat makan sehari-hari saja sering dibuat kelimpungan.

Atas dasar itu semua, SEJADAH BABE berbuat untuk perduli kepada mereka. “Setelah menemui mereka di lapangan, jumlahnya banyak tak ketulungan. Ketimbang tak berbuat apa-apa, berbagi nasi boks dan aqua botol, setidaknya dapat meringankan beban mereka dalam pengeluaran untuk sarapan pagi atau kebutuhan makan siang,” ucap H Jaelani Mughni, salah satu penasehat SEJADAH BABE.

Untuk ideal ke depannya, masih menurut pemuka agama di wilayah RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kebalen, perlu dipikirkan untuk berbagi Sembako. “Pasti sangat dibutuhkan mereka. Hanya saja memang harus benar-benar tepat sasaran. Siapa saja yang layak menerima Sembako?” Begitu saran H Jaelani Mughni kepada POSBERITAKOTA sebagai media partner SEJADAH BABE.

Adalah Wandi (38 tahun) yang ditemui di perempatan jalan di Desa Kedung Pengawas, Babelan. Kini, harus menjalani kerja serabutan, mengatur jalan agar jangan terjadi kemacetan. Dalam seharinya, kata dia, kalau cuma Rp 50 ribu bisa didapat. Kalau mau dapat lebih, ya harus sampai sore standby di situ.

Lain lagi, apa yang diungkapkan Setiawan (48 tahun), perantau asal Tegal yang kini sudah tinggal menetap di Babelan. Ia bilang sudah ada 5 tahunan, jualan bambu. Karena akibat kondisi pandemi yang berbulan-bulan, menyebabkan penghasilannya menurun drastis sampai 50 persen lebih.

“Pesanan pagar bambu atau warga yang mau beli bambu, sudah banyak berkurang. Penghasilan sehari, kadang bisa untuk makan selama tiga hari. Sementara saya harus balikin modal untuk belanja bambu lagi,” ucap Setiawan yang ditemani kedua rekannya yang juga berasal dari kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah.

Engkong Rohman (65 tahun) yang sehari-harinya cuma menjaga kotak atau meminta sumbangan dan tinggal di Desa Babelan Kota. “Kita mah kerjaannya memang begini tiap harinya. Ya, kalau cuma Rp 50 ribu mah, dapat bagian. Biasanya, setiap hari saya berikan ke istri buat masak,” tuturnya.

Maka itu, Engkong Rohman mengaku senang karena tiba-tiba dikasih nasi boks dan aqua botol. “Lumayan buat makan siang nanti. Kalau nggak ada atau dapat nasi boks, ya terpaksa makannya harus beli di Warung Tegal dekat sini,” tambahnya.

Kondisi memprihatinkan terlihat mencolok dari sosok Ibu Yoyoh (56 tahun). Sejak ditinggal meninggal suaminya sekitar 11 tahun silam, ia terpaksa harus cari duit sendiri. Bahkan bersama kedua anaknya malah menjalani pekerjaaan sebagai pemulung. Jika sedang capek, kerapkali melepas kelelahannya dengan istitahat di Perumahan Taman Kebalen, Babelan, Bekasi.

“Terimakasih ya, ibu sudah dua kali ini ditemui dan dikasih nasi boks. Semoga tambah berkah para donaturnya. Situasi sekarang memang tambah sulit. Saya memulung selama 3 hari, paling dapat Rp 100 ribu,” keluhnya kepada Tim SEJADAH BABE.

Saat melintas di Jalan Raya Perjuangan persis di depan Pos Polisi Kebalen, Tim SEJADAH BABE menemui ada 5 orang pekerja serabutan tengah membersihkan jalan. Mereka mengaku kerja dengan dibayar upah harian. Kalau penghasilan Rp 100 ribu, jika dipotong 2 kali makan, dipastikan akan tinggal separuhnya.

Seperti biasa Tim SEJADAH BABE juga menyambangi pangkalan ojek di pintu gerbang timur Perumahan VGH Kebalen, TPU BOS Kebalen, tukang becak dan pedagang buah nanas pinggir jalan di sekitaran Masjid At-Taqwa Pusat Ujung Harapan, Kelurahan Bahagia, Babelan.

Termasuk mendatangi Pak Syarief, tukang parkir di Kantor Kelurahan Kebalen, Pak Untung yang sehari-hari melakoni pekerjaan sebagai pencuci motor dan mobil, juga beberapa buruh atau petani ladang di dalam perumahan VGH Kebalen, salah satunya adalah Engkong Suan.

Program sosial keagamaan yang diwadahi SEJADAH BABE dalam perjalanannya baru sebatas komunitas warga dan jamaah Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahaan VGH. Mereka tergabung secara personal, karena ingin berbagi dengan orang lain. Dari 6 pekan mulai dari Jum’at pertama (6 Agustus) sampai Jum’at keenam (10 September) telah mendistribusikan sebanyak 235 nasi boks dan aqua botol. Rata-rata setiap Jum’at baru sebatas antara 40 sampai 50-an nasi boks.

Lantas, siapa saja para pemberi donasi? “Ada sumbangan dari pengurus, warga dan para jamaah Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH Kebalen. Bahkan dari mereka, ada pula warga dari luar yang nitip ke Tim SEJADAH BABE, agar didistribusikan ke warga masyarakat di wilayah Babelan, Bekasi yang benar-benar membutuhkan atau tepat sasaran,” ucap Fauzan Gandung Pujo, Wakil Ketua SEJADAH BABE.

Secara organisatoris dan untuk sementara SEJADAH BABE diketuai Agus Santosa. Sedangkan Fauzan Gandung Pujo (Wakil Ketua), Muharom (Bendahara Umum), Slamet Sahuri (Bendahara Event), Cecep Supriatna (Sekretaris/Korlap I), M. Zein Malawat (Korlap II), Nana (Korlap III) serta Ustadz Hafid, Ustadz Rojali dan H Jaelani Mughni masing-masing sebagai penasehat. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, EPISTEMOLOGI Makrifat (1)

Redaksi Posberitakota

Bahas Surah Al-Khaf, ‘FITNAH KEHIDUPAN’ Ragam Bentuk Ujian atau Cobaan (1)

Redaksi Posberitakota

Memaknai Idhul Fitri, Prof DR H Dailami Firdaus : “Janganlah Kita Masuk Golongan Merugi karena Tak Raih Ampunan Usai Ramadhan”

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang