BEKASI (POSBERITAKOTA) – Pembinaan rutin serta berkesinambungan di bidang rohani (keagamaan-red) bagi kalangan anak-anak dan remaja mutlak harus dilakukan. Sebab, jika hal tersebut bisa berjalan konsisten, setidaknya bisa diasumsikan bahwa syiar keagamaan bisa terus hidup. Dan, pada gilirannya tak lagi sulit mendapatkan jamaah masjid sebagai penerus (regenerasi) yang hasil akhirnya adalah target bagi kemakmuran masjid itu sendiri dapat dicapai.
Kendati masih dalam hitungan baru beberapa pekan, Masjid Jami Al-Ikhlas yang berada di lingkungan RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Gerbang Timur, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi – mulai kembali menggeliat. Setidaknya, keberadaan masjid bukan cuma untuk memfasilitasi sholat 5 waktu para jamaah serta program ta’lim dari kalangan orangtua/dewasa saja.
Kehadiran salah satu ustadz yang telah dikukuhkan sebagai guru ngaji dan ta’lim anak-anak dan remaja oleh pimpinan Yayasan Al-Ikhlas maupun diketahui kelembagaan DKM beberapa bulan lalu, patut terus mendapat support (dukungan) riil. Sebab, program tersebut, seharusnya malah dijadikan prioritas dan patut mendapat perhatian.
Bahkan sangat patut mendapat dukungan lebih dari kelembagaan DKM. Termasuk dari lintas lembaga lain yang meliputi Yayasan, RW dan RT-RT. Kenapa? Perlu dibangun sinergitas alias kerjasama, tentu saja agar giat talim/pengajian anak-anak dan remaja di lingkungan masjid, tidak kemudian kesannya timbul dan tengelam.
Dari pantauan hampir sebulan terakhir, sejatinya kehadiran atau adanya pengajian (talim) formal serta rutin setiap mulai Senin sampai Jumat malam, dapat dijadikan modal positif ke depannya. Bahkan sangat diharapkan dari ustadz-ustadz lain yang ada di lingkungan, ikut berperan untuk menjaring anak-anak dan remaja agar mau aktif mengaji maupun mengikuti ta’lim. Kalau perlu semuanya malah diberi peran dalam program kerohanian.
Terlebih lagi dari keberadaan kepala lingkungan sekelas RT (Rukun Tetangga), jika saja mensosialisasikan kepada warganya, bakal lebih banyak lagi menjaring putra-putrinya untuk datang ke masjid. Sebab, selama ini saja khusus pada saat sholat Magrib, tidak kurang dari 50-an lebih dari mereka ikut berjamaah.
Artinya, apa? Potensi Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH Kebalen, Babelan, Bekasi – bakal makmur oleh keberadaan anak-anak dan remaja sangat memungkinkan sekali. Secara internal kelembagaan DKM yang ada, sudah harus membahas serta melakukan evaluasi. Bagaimana idealnya diadakan ta’lim dengan mendatangkan ustadz-ustadz dari luar? Tentu saja, ustadz-ustadz yang ada di lingkungan sendiri sebagai pendamping.
Kalau boleh membandingkan sedikit meski presentasenya lebih kecil, ta’lim atau pengajian anak dan remaja di Masjid Jami Al-Ikhlas, juga difasilitasi seperti halnya yang sudah rutin diperuntukkan bagi jamaah orangtua/dewasa. Dari sekadar air mineral gelas sampai kepada snack (makanan kecil), karena setidaknya ikut memberikan daya tarik kalangan anak-anak dan remaja. Sebab, bukan tidak mungkin orangtua dari mereka, justru selama ini berkontribusi sumbangan infaq/sedekah kepada masjid melalui kelembagaan DKM atau Yayasan – yang nilainya tidaklah kecil. ■ RED/GOES