26.7 C
Jakarta
22 November 2024 - 03:13
PosBeritaKota.com
Syiar

SAAT ACARA HUT KE-27 & NUZULUL QUR’AN, YAYASAN HUMANIORA KEMANUSIAAN MINTA WASPADAI KAPITALIS AGAMA YANG MENGHANCURKAN

BEKASI KOTA (POSBERITAKOTA) □ Implementasi ajaran agama yang sesungguhnya berimplikasi pada perbuatan yang menyentuh ranah ihsan, yakni berbuat sesuatu yang bermanfaat. Menghadirkan nilai kemanusiaan dalam amaliah keagamaanya.

“Inilah pesan kandungan Al-Qur’an yang sesungguhnya. Spirit membantu sesama. Saling memuliakan. Memanusiakan manusia,” ujar Eddie Karsito, di acara Peringatan Nuzulul Qur’an dan Syukuran Hari Ulang Tahun ke-27 Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, di Perumahan Kranggan Permai, Jatisampurna, Kota Bekasi, Senin (18/4/2022).

Hanya saja melihat situasi dewasa ini, menurut Eddie, ruang publik kita disuguhi berbagai fragmen atas nama agama yang memprihatinkan. Agama yang semestinya berperan penting mengatur sendi kehidupan, malah direndahkan menjadi ajang ‘jual-beli’ agama.

“Jujur, kita sedih bagaimana agama dibenturkan dengan politik. Sedih ketika agama jadi alat legitimasi politik. Agama hanya menjadi instrumen untuk meraih kekuasaan,” kata Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan tersebut saat diwawancarai POSBERITAKOTA.

Bukan hanya di ranah politik praktis. Pendangkalan nilai-nilai agama tersebut, dalam pandangan Eddie, juga terjadi di sektor ekonomi, bidang pendidikan dan dakwah. Belakangan, lanjut dia, menjamur institusi atas nama agama muncul mencari sumbangan berdalih membantu korban bencana, memberi makan anak yatim dan fakir miskin. Bahkan secara masif mereka kerap beriklan di media sosial.

“Nah, dalam praktik seperti ini, siapa yang mengaudit? Tak jarang agama sekedar packaging and labeling. Sekedar papan nama. Tak menyentuh ke akar masalah,” ucapnya, panjang lebar.

Di bidang pendidikan dan dakwah, dikatakan wartawan senior ini, muncul ustadz-ustadz sosialita yang sering tampil di TV bagai selebriti. Mereka layaknya aktor yang tampil di aneka gebyar keriaan Ramadhan. “Honor ceramah mereka pakai tarif. Kesana kemari pakai mobil bermerek penuh pamor. Busana mahal, kadang sebagai brand ambassador. Hal ini menimbulkan ketimpangan sosial dengan para ustadz di kampung-kampung yang justru berdakwah tanpa pamrih,” kritik Eddie.

Pada bagian lain kagi, tutur Eddie, ada sebagian yang pamer kemewahan. Berbuka puasa di tempat berkelas dengan makanan berlimpah. “Sekali makan bisa memenuhi kebutuhan makan anak yatim sebulan,” ujarnya.

Bahkan ada lagi yang tega menunjukkan hedonisme ibadah. Berulang kali pergi haji dan umroh, hingga orang yang belum pernah ke Tanah Suci (Mekkah) harus waiting list (daftar tunggu).

“Kita menyumbang ratusan triliun Arab Saudi yang sudah kaya raya dari bisnis haji dan umroh. Padahal, masyarakat kita sedang menjerit akibat harga kebutuhan pokok melangit,” semprot Eddie, prihatin.

INTROPEKSI & BULAN SEDEKAH

Eddie mengajak agar bulan suci Ramadhan dapat menjadi momen introspeksi. Meningkatkan derajat ketaqwaan hanya kepada Allah SWT. Benar-benar menjadi syahru ash shadaqah (bulan sedekah) yang merupakan satu dari sekian julukan bulan suci.

“Mari kurangi konsumsi pribadi dan keluarga. Tingkatkan intensitas dan kuantitas sedekah,” ajak budayawan yang juga fasilitator program Mobile Arts for Peace (MAP) Tahun 2021 – 2024, University of Lincoln, UK – Inggris ini.

Dalam setiap acara, terang Eddie, pihaknya tak mengadakan upacara atau seremonial. Agenda utama syukuran HUT Ke-27 Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, adalah santunan.

“Kita berkumpul dan berhikmat saja dengan doa. Jangan buang-buang duit hanya untuk seremonial. Fokus membantu fakir miskin, anak yatim, pemulung, janda-janda lanjut usia, dan tukang angkut sampah,” bebernya.

Para pemulung, kata Eddie, hidup prihatin sepanjang tahun. “Kita puasa Ramadhan setahun sekali masih bisa makan enak bergizi. Pemulung puasa sepanjang tahun, kadang makan kadang tidak,” ungkapnya, lagi.

AL-QUR’AN : MEMANUSIAKAN MANUSIA

Ulang tahun Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan selalu diperingati umat muslim sedunia. Mengingat bertepatan dengan peringatan Nuzulul Qur’an (17 Ramadhan 1415 H/17 Februari 1995 – 17 Ramadan 1443 H/ 18 April 2022).

Sedangkan untuk tanggal dan bulan didirikannya yayasan ini secara konsepsional dipilih sebagai transformasi makna; membumikan Al-Quran. Wujud iman yang dinyatakan dalam bentuk perbuatan; memanusiakan manusia. Kemanusiaan yang didasari intimitas; hubungan sosial bersifat mendalam dan menyeluruh; rasa saling asih; asah; asuh.

Al-Quran kitab universal. Pijakan setiap amal dan barometer dalam segala hal. Ini yang menjadi dasar mengapa Yayasan Humaniora kami dirikan pada momen Nuzulul Qur’an,” ucao penggiat sosial yang juga dikenal sebagai aktor film dan bintang sinetron ini.

Eddie Karsito menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dan menjadi bagian dari gerakan sosial ini. “Terima kasih. Semoga bantuannya dilipat gandakan oleh Allah SWT sebagai amalan mulia di bulan suci Ramadhan,” katanya.

Turut mendukung acara ini memberi donasi, antara lain; Eny Sulistyowati (Triardhika Production), Wiyono Undung Wasito (budayawan), Suryandoro (Swargaloka Foundation), Huang Tjhin Han, (Ketua Indonesia Satu Keluarga), Bunda Titik Puji Wiyanti dan para penyantun lainnya.

Hadir pula di acara tersebut Ketua Komunitas Amal Sedekah Ikhlas Hati (KASIH), Ageng Kiwi, para volunteer; relawan serta para penggiat sosial lainnya. Sedangkan dari Pengurus Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, Yati Surachman, Lee Sandie Tjin Kwang, Massuryandi, S.Sos, Ridwan Burnani, Sabrina Salawati Daud, S.Pd dan Imam Dzaky Syukria Darmawan. □ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Saat Khutbah Jumat di Istiqlal, DR KH ADIB MUHAMMAD M.AG Bahas Tentang Islam Rahmatan Lil’Alamim dalam Konteks Peristiwa Isra Mi’raj

Redaksi Posberitakota

RENCANA MAU ORBIT GROUP HADROH ‘NAURA’, NOVI AYLA KINI TENGAH JALANI UMROH RAMADHAN KE TANAH SUCI MEKKAH

Redaksi Posberitakota

Bagaimana Soal Harta Kita yang Sesungguhnya? Perlu Disiapkan untuk Kehidupan Sesudah Kematian

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang