OLEH : IBRAHIM ATHO S.AG
BENTUK pengalaman rohani yang ditanamkan oleh Allah SWT dalam diri Nabi Ibrahim AS ternyata mampu memberikan tauladan yang istimewa bagi manusia untuk mengarahkan dirinya dalam ibadah dan ketaatan serta ketaqwaan kepada-NYA. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Mumtahanah ayat 4 yang artinya :
“Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya. Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah SWT. Kami mengingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah SWT saja.”
Kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya, “Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah SWT terhadapmu.” (Ibrahim berkata), “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami berobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.” (QS.Al-Mumtahanah : 4).
Ada tiga keistimewaan Nabi Ibrahim AS yang tidak memiliki oleh Nabi dan manusia lain, sekaligus menjadi teladan bagi manusia;
- Nabi Ibrahim menemukan Tuhan dengan mengarahkan akal dan rohani yang tinggi dalam menemukan Tuhan-NYA.
- Malalui Nabi Ibrahim terkikis keyakinan, penyerahan tumbal manusia untuk Tuhan. Dalam kata lain Tuhan melarang atau menolak dengan membatalkan Pengorbanan anak manusia kepada Tuhan.
3.Nabi Ibrahim adalah satu-satunya Nabi yang bermohon agar diperlihatkan bagaimana Tuhan menghidupkan yang mati dan permohonan tersebut dikabulkan oleh-NYA.
Tidak kurang dari 64 Ayat Al-Qur’an menyebutkan nama Nabi Ibrahim AS di dalamnya pertanda sangat dekat hubungan Allah Yang Maha Pencipta dengan hamba yang amat dicintai-NYA, sampai digelar Ibrahim Khalilullah (teman, sahabat Allah SWT).
Bagaimana tidak digelari Khalilullah, dorongan kuat dari rasa keinginannya mengenal Tuhan tak terbendung lagi untuk mengenal, melekatkan cinta, menggapai Petunjuk yang Hakiki dari Allah SWT sebagaimana telah terukir indah dalam QS. Al-An’am ayat 76 – 79.
Kemudian dari keyakinannya yang kuat dan Penyerahan diri yang sepenuhnya kepada Allah SWT, beliau melaksanakan Perintah Allah SWT walaupun menyembelih anaknya sendiri, tidak pernah terlintas dalam dirinya untuk menggantikan dengan sembelihan yang lain baginya hanya melaksanakan perintah Tuhan-NYA.
Namun, Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada manusia terutama kepada keluarga Nabi Ibrahim, kemudian Allah SWT menggantikan Penyembelihan Nabi Ibrahim terhadap anaknya Ismail dengan Penyembelihan domba. Maka sejak itulah ditinggikan derajat manusia dari yang lain dengan dibatalkan oleh Tuhan, sebelumnya terkadang dibuat tumbal untuk sebagai persembahan atas nama Tuhan.
Oleh Nabi Ibrahim AS tidak sebanding harta yang dimiliki serta anak yang dititipkan dengan besar Cintanya kepada Allah SWT, maka adalah Allah SWT mengganti syariat-NYA dalam Kebaikan dan Keridhaan, maka dari bulu-bulunya darah dagingnya mendapatkan pahala Taqwa dari Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Hajj ayat 37.
Setelah manusia mengenal Allah SWT, maka akan mengenal diri dalam kehidupannya. Terutama untuk kehidupannya yang akan datang dimana akan mendatangi setiap yang pernah hidup. Maka seharusnya manusia mengarahkan segala kemampuannya untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Menjalankan segala perintah-NYA dan menjauhi segala larangan-NYA. Sebab, tidak mungkin Allah SWT perintah kecuali akan diberikan balasan kebaikan dunia dan akhirat, begitu juga dengan larangan-NYA pasti beralibat buruk baginya. Semoga kita dalam hidup yang diridhai oleh Allah SWT sebagaimana Tauladan yang dicontohkan Nabi Ibrahim AS. (***)