JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Setelah panitia seleksi (Pansel) mengumumkan ada 10 orang yang lolos memenuhi persyaratan, Rabu (4/1/2023) hari ini Pemprov DKI Jakarta akan melakukan fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) calon sekretaris daerah (Sekda) DKI Jakarta. Lantas, siapa nantinya satu dari 10 peserta tersebut yang bakal terpilih?
Namun kabar kurang sedap pun sempat menyeruak, karena patut diduga proses pemilihan calon sekretaris daerah (Sekda) cuma untuk memenuhi harapan publik semata, sedangkan siapa sosok yang akan duduk nanti justru namanya sudah ada di kantong Pansel.
Pengamat Kebijakan Publik Amir Hamzah mewanti-wanti dan sekaligus mengingatkan agar seleksi hingga pelaksanaan fit and proper test Sekda DKI harus obyektif. Tidak boleh ada unsur rekayasa dan bahkan hanya untuk memuaskan kepentingan tertentu saja.
Amir pun mendorong sosok yang terpilih menjadi Sekda DKI nanti, diambil orang dalam dari pejabat Pemprov DKI, karena dianggap mampu di dalam mengelola dan mengorganisasi pegawai DKI Jakarta.
“Justru itulah yang sangat prinsip. Sekda harus paham betul birokrasi DKI. Termasuk harus mengerti situasi internal birokrasi DKI, sehingga dapat memudahkan mengorganisasinya secara baik untuk kepentingan pembangunan Jakarta,” ucapnya saat dihubungi POSBERITAKOTA, Rabu (3/1/2023).
Dalam pandangan Amir lebih lanjut, bagaimana mungkin seseorang yang tidak tahu tentang Jakarta, birokrasi DKI Jakarta dan juga masalah masyarakat Jakarta dengan multi etnis, kemudian diharapkan bisa memimpin dengan baik.
Karena itulah, sebut Amir bahwa pengalaman dan rekam jejak sebagai pejabat DKI Jakarta, jelas sangat penting untuk seorang Sekda DKI Jakarta. “Artinya apa? Bukan hanya sekadar pintar. Seorang Sekda DKI harus bisa mengakomodir segala masukan dan kepentingan serta pengorganisasian birokrasi demi kemajuan Jakarta,” pungkasnya. ■ RED/AGUS SANTOSA