JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Dalam soal peningkatan indeks kualitas manusia seperti termaktub melalui kebijakan Pemerintah yang mengalokasikan porsi cukup besar untuk belanja pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial, menurut penilaian Partai Solidaritas Indonesia (PSI), jelas patut dan layak untuk mendapatkan apresiasi positif.
“Hal itu kan sudah sesuai dengan janji kampanyenya. Pasca urusan pandemi untuk menyelamatkan rakyat berangsur mereda, maka APBN 2023 mulai difokuskan ke peningkatan kualitas sumber daya manusianya,” kata Andre Vincent Wenas MM MBA, juru bicara bidang ekonomi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dihubungi POSBERITAKOTA, Sabtu (4/2/2023).
Dalam pandangan Andre lebih lanjut bahwa Pemerintah via Menteri Keuangan (Menkeu) telah memastikan agar supaya pengeluaran dan seluruh fiskal bakal mendukung kualitas pertumbuhan. Apalagi Menkeu juga menjelaskan untuk kualitas pertumbuhan ini akan diukur dengan indeks kualitas manusia. Untuk anggaran pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial menjadi yang terbesar.
“Ini untuk pertama kalinya dalam sejarah bahwa belanja pendidikan kita akan mencapai di atas Rp 600 triliun, yaitu Rp 612 triliun,” papar Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam Mandiri Investment Forum 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (1/2/2023) kemarin.
Atas apa yang sudah disampaikan Menkeu, dinilai Andre, hal tersebut bukti komitment Pemerintah dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM). Bahkan, tambahnya, alokasi belanja itu nantinya tidak hanya akan dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Tapi juga melalui belanja Pemerintah Daerah yang secara langsung meningkatkan kualitas manajemen sekolah hingga pengajaran. Termasuk berbagai dukungan yang jauh lebih fleksibel dan inovatif.
Selanjutnya komitmen terkait belanja kesehatan. Total anggaran kesehatan pada APBN 2023 adalah sebesar Rp 178,7 triliun. Hal itu malah tidak terkait dengan pandemi COVID-19 karena sudah relatif dapat dikelola. Namun lebih ke persoalan stunting. PSI menekankan soal stunting ini. “Karena stunting berpengaruh langsung pada generasi masa depan Indonesia,” tutur Andre.
Menurut Andre bahwa persoalan stunting itu sangat penting. Namun begitu, pencegahan dan kuratif masalah kesehatan lainnya, tentu juga tak kalah urgensinya. Maka, lanjut dia, perkuatan sistem kesehatan sampai ke Puskesmas dan Posyandu yang kemudian dikaitkan dengan kembalinya stunting pada anak di bawah lima tahun atau bahkan bayi yang dikandung oleh ibu juga sama pentingnya.
“Begitu pula soal perlindungan sosial. Di tahun 2023 malah dialokasikan sebesar Rp 476 triliun. Pengalokasian anggaran yang cukup besar ini terutama terkait dengan ketidakpastian harga pangan dan energi. Terus memperkuat belanja sosial, baik untuk bantuan tunai bagi yang paling membutuhkan maupun untuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” urainya.
Sedangkan untuk ketahanan pangan, sebut Andre, juga dialokasikan anggaran sebesar Rp 104,2 triliun. Seperti terbagi untuk ketahanan energi sebesar Rp 341,3 triliun, anggaran infrastruktur Rp 392,1 triliun dan anggaran pertahanan keamanan sebesar Rp 316,9 triliun. Dan, semuanya itu tentu untuk mendukung pembangunan ekonomi di Indonesia.
“Jadi ekspetasinya, kita berharap dengan postur anggaran seperti ini, di tahun 2023 Indonesia bisa lebih optimis. Dimana kualitas pembangunan manusia sudah bisa menjadi pusat perhatian kita bersama. Tentu, setelah tiga tahun terakhir ini kita disibukkan dengan pandemi, penyelamatan rakyat,” pungkas Andre Vincent Wenas. □ RED/AGUS SANTOSA