JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Tak salah jika dipenghujung pengabdiannya di DPRD DKI Jakarta, sosok H Prasetyo Edi Marsudi SH, layak dipotret rekam jejaknya selama ini sebagai ‘komandan‘ dari pasukan legislator di Kebon Sirih.
Terlebih lagi, pria yang asli kelahiran Kudus (Jawa Tengah) satu ini, menduduki kursi sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta selama dua periode sejak 2014-2024 berkat Partai Demokrasi Indonesia (PDI)-Perjuangan.
Mengurai sepak terjangnya, politisi yang akrab dengan nama panggilan ‘Pras‘ satu ini, justru dirinya merasa dibentuk oleh lingkungan otomotif dan arena balap. Bahkan lewat dunia otomotif itulah, ia mengaku banyak pengalaman serta pembelajaran positif yang kemudian bisa menjadikannya lebih menghargai sesama, aktif dan kompak.
“Jujur, ada lebih dari 30 tahun. Dan, bisa disebut sebagian hidup saya di situ. Saya habiskan di sana. Jadi soal sikap saling hormat-menghormati, hidup lebih aktif dan kompak, justru saya dapatkan di sana,” tutur Pras, apa adanya.
Sedangkan dari sikap bisa saling menghormati itulah, kemudian diterapkan Pras saat duduk di kursi DPRD DKI Jakarta. Bahkan, menurut pengakuannya, nyaris tak pernah hilang, sepanjang dirinya menduduki jabatan sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta selama dua periode.
Diluar itu, sosok Pras pun dikenal memiliki sifat tegas, namun humoris. Malah lebih dipercaya oleh rekan-rekan di dewan, diminta sebagai penengah yang ramah dan sukses menuntaskan polemik ketika terjadi sejumlah gesekan di internal DPRD DKI.
Selanjutnya, manakala dirinya pernah diberikan amanat sebagai Ketua Bidang Kemitraan KONI DKI Jakarta. Tak ayal perihal kepiawaianya dalam berorganisasi itu pula, kemudian bikin Pras dipercaya mengemban tugas sebagai Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) Banteng Muda Indonesia DKI Jakarta.
Belum lagi termasuk mengemban jabatan Ketua DPD Pemuda Demokrat Indonesia DKI Jakarta, juga Ketua Presidium Nasional Gerakan Rakyat Anti Madat (Geram) dan Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta.
Diakui bapak dari 4 anak dengan didampingi istri tercintainya, yakni Novie Muniarsari, ikut menopang segala keberhasikannya selama ini. Menurut Pras bahwa peran sang istri itu sangat berpengaruh dalam optimalisasi untuk menjalankan tugas utama sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta.
“Baik saat santai, saat dinas, justru istri yang menyiapkan segala kebutuhan. Dari situ membuat saya nyaman, aman dan bahagia. Sosok istri juga menjadi kawan diskusi pribadi yang produktif,” celetuk pria kelahiran tahun 1962 itu, lagi.
Namun ketika mengemban jabatannya selama ini, Pras berkeinginan melakukan perubahan yang lebih baik untuk Jakarta. Karena apa? Menurut nya, masih banyak permasalahan di Jakarta yang ingin dituntaskan.
Bentuk perubahan, perbaikan, pembangunan kampung kumuh, serta soal kemacetan dan banjir Jakarta – ditegaskan Pras merupakan 3 persoalan yang menjadi fokus dan disampaikan dalam pembahasan APBD DKI.
“Tentunya, saya akan melakukan koreksi-koreksi agar Pemprov DKI Jakarta, mempertajam apa yang menjadi prioritas program saya dan kawan-kawan di dewan,” sebut dia, menambahkan.
Dalam pandangannya seraya mengingatkan bahwa setiap hari Jakarta dikepung kepadatan lalulintas dari Bogor, Bekasi, Depok dan Tangerang. Sedangkan arus kendaraan, terutama dari keempat kota atau daerah penyanggah, malah membuat jalan ke luar dan masuk Ibukota mengalami kemacetan.
“Seperti pembangunan LRT, MRT (Light Rapid Transit Mass Rapid Transit), tentu perlu segera dituntaskan, juga diperbanyak dan diperluas,” sarannya.
Tak heran jika Pras pun kerap ‘Turba‘ alias turun ke bawah langsung ke lapangan untuk menemui warga. Tujuannya guna memaksimalkan penyerapan aspirasi. Selain itu, warga pun sering melaporkan secara langsung kepada dirinya.
Pada saat warga sudah menyampaikan aspirasi, Pras malah langsung menindaklanjuti aduan tersebut. Selanjutnya melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta dinas terkait. (RED/AGUS SANTOSA)