JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Ramalan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyebut bahwa pada awal Mei ini DKI Jakarta diprediksi sudah mulai memasuki musim kemarau dan puncaknya Juni 2024 mendatang, tak boleh dipandang sebelah mata.
Karena itulah kalangan politisi atau legislator di Kebon Sirih (DPRD), meminta dan sekaligus mendesak Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta agar menyiapkan upaya mengantisipasi terhadap polusi udara pada puncak musim kemarau, di bulan Juni besok.
“Hal ini kan sudah harus dilakukan antisipasi, khususnya untuk wilayah-wilayah mana jangkauan PM-nya yang sangat buruk. Jadi, apa yang harus mereka lakukan di sana,” teriak Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh kepada media di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Dalam pandangan Nova lebih lanjut bahwa pengoptimalan 21 Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) sangat diperlukan untuk memantau dan mengukur kualitas udara. Sebab, dari siru bisa melakukan mitigasi, apabila udara di Jakarta sudah mulai memburuk.
Pada bagian lain lagi, ditegaskan Nova, upaya yang bisa dilakukan Dinas Lingkungan Hidup yakni memulai sosialisasi kepada pabrik yang memiliki cerobong asap, agar memasang scrubber atau alat untuk mengontrol emisi gas buang. Juga menggalakkan uji emisi kendaraan bermotor.
“Nantinya bakal kita tinjau lagi, apakah dari tahun lalu yang sudah dipantau (uji emisi dan cerobong asap) tersebut, sampai tahun ini masih berpengaruh atau tidak?” Begitu ucap Nova dengan nada tanya.
Ditambahkan dalam lagi, Pemprov DKI bisa meningkatkan pelayanan pada seluruh transportasi umum. Harapannya dapat meningkatkan minat warga Jakarta untuk beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum. Hal tersebut harus dilakukan guna mengurangi kemacetan serta polusi udara.
“Jamgan lupa pula bahwa integrasi masing-masing jalur transportasi, apakah sudah memberikan kenyamanan untuk masyarakat? Selain itu, trotoarnya pun patut dan juga perlu diperhatikan,” pinta Nova lagi, serius. © RED/AGUS SANTOSA