JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Akibat petugas menjaga ketat kawasan Masjid Istiqlal Jakarta, kalangan preman parkir liar dan PKL (pedagang kaki lima) pun dibikin tak berkutik. Mereka tak bisa lagi mengeruk keuntungan, baik itu dalam berjualan maupun memungut uang parkir liar.
Petugas gabungan dari Satpol PP, Sudin Perhubungan yang diterjunkan Pemkot Jakarta Pusat, karuan saja membuat pintu gerbang Masjid Istiqlal yang berseberangan Gereja Katedral tak semrawut. Pedagang kopi, makanan dan juga kebutuhan sholat seperti kopiah, nyaris tak ada lagi.
Termasuk trotoar yang biasanya dimanfaatkan untuk parkir liar, justru terlihat lenggang. Pasalnya, tak hanya petugas Satpol PP, tapi juga terlihat dua sampai tiga mobil derek dari Dinas Perhubungan Jakarta Pusat.
Karena itu pula, sejumlah jamaah Sholat Jumat di Masjid Istiqlal, mengaku sangat mengapresiasi ketegasan petugas mengamankan lokasi yang sering dijadikan kegiatan parkir liar dengan tarif tak wajar maupun gelaran lapak PKL.
“Tentunya, saya ucapkan terimakasih kepada petugas, karena belakangan ini rajin mengamankan sekeliling masjid seperti di Jalan Katedral, Jalan Veteran dan Jalan Lapangan Banteng. Saat ini terbebas dari kegiatan parkir liar maupun PKL,” ucap Marhasan yang ditemui POSBERITAKOTA, di Masjid Istiqlal Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2024).
Sedangkan jamaah lainnya yang mengaku bernama Dede, ikut menambahkan bahwa kehadiran petugas di lokasi benar-benar membuat kalangan preman parkir maupun PKL liar, tak bisa leluasa memarkir dan berjualan lagi.
“Harapannya, semoga semangat petugas dalam menjaga kawasan masjid kebanggaan bangsa Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara tersebut, bisa berjalan terus sampai semuanya tertib. Jadi, jangan hangat-hangat tapi ayam. Kalau bisa seterusya,” kata Dede, warga Johar Baru, Jakarta Pusat.
Dalam penuturan pengendara motor tersebut, dirinya pernah kena palak ‘uang parkir’ sebesar Rp 10 ribu dan harus dibayar dimuka. “Setelah saya mau ambil motor untuk pulang, ternyata komplotan pemuda dan emak-emak yang minta duit sudah tak ada di lokasi. Malah ada juga pemilik kendaraan yang parkir di dekat motor saya kehilangan helm. Mau komplain kepada siapa, dia tidak tahu, dan cuma bisa ngedumel,” imbuhnya.
Seperti diketahui bahwa sejak beberapa kali munculnya video viral yang mempertontonkan kelompok preman main palak kepada pengendara dengan dalih buat bayar tarif parkir, petugas jajaran Pemprov DKI maupun Ditlantas Polda Metro Jaya sering mengamankan lokasi. Hanya sayangnya tidak rutin.
Namun sejak munculnya video viral yang mempertontonkan sopir pariwisata dipalak biaya parkir sebesar Rp 150 ribu, tak lebih dari 24 jam, pihak kepolisian langsung menangkap kalangan preman tersebut.
Sejak viralnya pemerasan uang parkir Rp 150 ribu, petugas makin serius mengamankan lokasi. Setiap momen Sholat Jumat dan hari raya keagamaan, puluhan petugas gabungan berjaga di lokasi dengan mengerahkan mobil derek. Para jamaah diarahkan memarkir kendaraan di dalam area masjid.
Hanya sayangnya parkir di dalam kawasan masjid juga relatif mahal. Tarif per-jam Rp 4 ribu/mobil dan Rp 2 ribu/motor dan berlaku secara akumulatif tanpa batas. Jika parkirnya sampai beberapa jam tinggal dikalikan besaran tarif, sehingga sering dikomplain warga.
“Orang mau beribadah kok, harus bayar parkir mahal. Mestinya dikenakan sekali bayar saja, jangan dihitung jam-jaman,” ucap Yono yang punya pengalaman kurang mengenakan, karena dipatok parkir mahal saat numpang Sholat Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta.
Sementara itu kelompok PKL yang sering kucing-kucingan dengan petugas, juga sangat mengganggu ketertiban umum. “Mereka gelar lapak seenaknya di trotoar hingga badan jalan dan membuang sampah sembarangan. Jangan kaget jika kawasan luar masjid, sering kumuh karena kotoran bekas makanan dan minuman di sana-sini,” tutup Yono yang sempat ribut omongan dengan petugas parkir di Masjid Istiqlal Jakarta. © RED/GOES