JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Sosok humble (rendah hati-red) dan gampang diakrabi, nyaris tak bisa lepas dari kepribadian Maria Pratiwi. Wanita ‘Maestro‘ Musik Harpa Indonesia yang diam-diam punya prestasi Internasional plus pernah tampil dihadapan 4 Presiden Indonesia antara lain mulai dari Megawati Soekarnoputri, BJ Habibie, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Joko Widodo (Jokowi).
Termasuk belum lama ini dirinya diundang untuk acara dinner tamu kehormatan Prabowo Subianto saat masih menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) Kabinet Indonesia Maju di sebuah hotel berbintang di Jakarta.
Jika merujuk pada nama-nama wanita pemusik Harpa yang ada di Tanah Air, perempuan berwajah oriental satu ini, jelas tak kalah menarik untuk menelusuri proses perjalanan aktif di dunia musik Harpa serta kehidupan pribadinya.
“Saya ini sebenarnya tak memiliki latar belakang dari keluarga pemusik. Cuma sejak mulai remaja, saya memang sudah menyukai dan memainkan banyak alat musik. Mulai dari gitar, biola sampai piano. Namun kemudian saya malah jatuh hati pada musik Harpa,” akunya saat ditemui dalam wawancara khusus dengan POSBERITAKOTA dan SUARAKARYA di Jakarta, Jumat (29/11/2024) sore.
Dalam pandangan untuk keterlibatannya atau profesinya sebagai pemusik Harpa, dihadapi dengan sikap realistis. Tak bakalan meraih profit alias keuntungan materi bagi kehidupannya. Jadi, apa yang dilakukan karena semata-mata cinta pada musik Harpa. Berbeda jika punya pilihan menggeluti musik-musik yang lebih popular.
“Namun seiring perjalanan waktu, setelah nilai kepuasan bathin didapat, saya pun mulai merasakan mendapatkan penghargaan. Bentuknya apa? Iya, job tampil atau undangan manggung dari sana-sini. Begitu pula tampil di sejumlah TV Swasta di Tanah Air,” celetuk dia, lagi.
Tak hanya itu saja. Bahkan di era Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan pada 2022 lalu, Maria Pratiwi juga pernah tampil manggung di hadapan para pejabat Pemprov DKI di Balaikota. Dari situ membanggakan hatinya untuk kemudian jadi lebih serius menekuni profesi sebagai pemusik Harpa.
“Harus saya akui ya, job manggung pun sesekali selalu ada. Seperti belakangan ini, setelah lepas era pandemi COVID-19 berlalu. Puji Tuhan, patut saya syukuri. Dan, ternyata musik Harpa di Tanah Air, lambat lain semakin diminati oleh masyarakat kita,” imbuh wanita yang asli kelahiran Jakarta dan kini baru saja menginjak usia 38 tahun tersebut.
Sementara itu, Maria Pratiwi juga mengaku bersyukur, lantara suami yang dikenal sebagai pengusaha dan dua putranya terus memberi dukungan semangat. Yakni untuk terus berkiprah sebagai pemusik Harpa dan layak jika menyandang maestro muda Harpa Indonesia dan dikenal di manca negara.
Sejatinya, kata dia, sudah sejak usia 8 tahun, Maria Pratiwi mulai mengenal alat musik petik klasik ini. Setelah lulus SMA (usia 18) jadi semakin fokus, apalagi kuliahnya di Universitas Pelita Harapan (UPH) mengambil jurusan musik.
Namun setelah menamatkan kuliahnya di UPH, Maria Pratiwi melanjutkan studi S2 dan tercatat menjadi Harpis Indonesia pertama yang meraih gelar Master of Music di bidang Harp Performance. Ia bahkan menjadi orang Asia pertama yang memenangkan kompetisi di The Great Hall London, bermain concerto diiringi Goldsmiths Sinfonia di The Great Hall London 2012.
Dari ilmu yang diraih dan proses pemgalaman, akhirnya diamalkan dengan membuka sekolah khusus musik Harpa di Jakarta. “Ternyata banyak anak-anak muda kita memiliki minat yang tinggi terhadap pendidikan musik, termasuk banyaknya permintaan dari orangtua. Karena itulah kemudian menginspirasi saya membuka sekolah khusus untuk alat musik Harpa,” urainya, panjang lebar.
Sedangkan yang bikin bangga, justru putri sulungnya mulai mengikuti jejak. “Saya berharap kecintaan saya pada musik Harpa, bakal terus berkesinambungan dalam lingkungan keluarga,” ceritanya, lagi.
Siapa sangka jika Maria Pratiwi merupakan tipe pemusik yang memiliki etos belajar. Pekerja keras dan terus berupaya profesional. Bahkan ditengah – tengah kesibukan menjadi pemusik Harpa, juga guru musik dan mengelola sekolah musiknya, pernah juga meluncurkan album perdana berjudul ‘Serenity‘.
Untuk album ‘Serenity‘ itu sendiri digarap bersama Ivan Tankulun (musisi asal Medan). “Yang jelas, sangat berat sekali tantangannya, saat membuat album Serenity. Sebab, disamping perlu konsentrasi penuh, biaya untuk pembuatan album juga besar sekali,” urainya.
Dalam event menyongsong Chrismast & New Years Eve atau tutup tahun 2024 ke 2025 pada 31 Desember mendatang di Fraser Residence Menteng Jakarta Pusat, Maria Pratiwi bersama entertainmen yang dikelolanya bakal ikut memeriahkan sebagai pengisi acara. © RED/AGUS SANTOSA