JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Ini bisa jadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak, jika tak segera diselesaikan. Apalagi terkait daftar pemilih tetap (DPT) karena masih ada selisih 31 juta suara, seperti data berbeda yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Oleh karenanya, Koalisi Kubu Prabowo-Sandiaga kemudian ngotot mempertanyakan terkait perbedaan data tersebut ke Komisi Pemilihan Umum. Sebab, adanya selisih 31 juta suara, sangat memungkinkan menjadi masalah serius di kemudian hari.
“Kami dari Sekjen Parpol Koalisi Prabowo-Sandi, datang ke KPU ini karena ingin mendiskusikan hal tersebut,” ucap Ahmad Muzani, Sekjen Partai Gerindra, di kantor KPU RI Jakarta.
Hal senada juga dipertanyakan oleh Sekjen PKS Mustafa Kamal, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso serta Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria. Mereka merasa perlu untuk mendiskusikannya bersama KPU. Utamanya terkait selisih suara dengan jumlah sangat signifikan tersebut.
Menurut Muzani bahwa dari 185 juta DPT, ditemukan 24 juta daftar pemilih ganda. Meski setelah dilakukan verifikasi lagi, hasilnya untuk pemilih ganda cuma 1,1 juta. “Selanjutnya, KPU janji dalam waktu 2 bulan ke depan, akurasi terhadap pemilih sudah bisa dilihat lagi,” tuturnya.
Karuan saja kubu koalisi pendukung Prabowo-Sandi dibuat terkejut. Perbedaan data dari KPU dan Kemendagri, ada selisih mencapai 31 juta, jelas sangat mengkhawatirkan. □ RED/PRY/GOES