JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Dalam Kajian Shubuh yang diadakan Masjid Baiturahim Angkasa di Jalan Mokmer/RW 07 Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat, berkesempatan menerima kunjungan dari pengurus Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Minggu (3/9/2023) pagi kemarin.
Dalam kesempatan itu, baik para pengurus maupun jamaah berkesempatan mendapatkan pencerahan. Bukan hanya seputar bagaimana caranya memakmuran masjid, tapi juga ilmu soal memberdayakan UMKM umat. Pencerahan disampaikan oleh Sekretaris Umum Takmir Ustadz Haidar Muh Tilmitsani yang sekaligus sebagai pimpinan rombongan dari Masjid Jogokariyan, Yogyakarta.
Bahkan, kedatangan Ustadz Haidar bersama rombongan disambut hangat oleh pengurus masjid yang antara lain ada Ketua Pembina Yayasan Sagito, Ketua Yayasan Nurhamidi, Ketua DKM Iim Rusyamsi serta para jamaah maupun warga Komplek Angkasa Pura dan sekitarnya.
Dijelaskan bahwa kedatangan Ustadz Haidar merupakan kunjungan balasan kepada gerakan sosial OK-OCE yang sebelumnya menggelar safari pembinaan bertajuk ‘Pengembangan Ekonomi Syariah Berkelanjutan Bagi UMKM Berbasis Masjid’. Kunjungan balasan itu karena kebetulan Iim Rusyamsi adalah juga Ketua OK-OCE Indonesia, program pembinaan UMKM besutan Sandiaga Uno.
Menurut Ustadz Haidar, pengurus Masjid Jogokariyan punya prinsip bahwa masjid bukan cuma untuk sholat, tapi juga mensejahterakan umat. “Tentunya, selain mengurus ibadah, kami juga mengelola dana amal secara transparan untuk membantu warga miskin juga memberdayakan UMKM bagi jamaah dan lingkungan sekitar. Dari masjid kita bangkit,” paparnya di hadapan para pengurus dan jamaah Masjid Baiturahim Angkasa di Jalan Mokmer, Komplek Angkasa Pura, Jakarta Pusat.
Diungkapkan panjang lebar bahwa pengurus selalu berupaya menyalurkan seluruh dana yang masuk kas masjid untuk kesejahteraan umat tanpa berniat menyimpan di kas. Sedangkan pemberdayaan UMKM mulai serius sejak tahun 1999 dan kini memiliki 106 UMKM binaan yang bergerak di berbagai usaha seperti makanan, minuman, pakaian, kerajinan tangan, kopiah batik tematik Jogokariyan, dan lainnya.
Selanjutnya, dijelaskan Ustadz Haidar, berkat kepercayaan dermawan menitipkan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) yang dikelola dengan baik, maka amal mencapai miliaran rupiah. Padahal, pengurus masjid selalu berupaya menyalurkan seluruh dana untuk syiar dan kesejahteraan umat. Namun dana yang masuk semakin banyak. Bahkan Yayasan Masjid Jogokariyan kini punya hotel yang dikelola secara syariah.
Ustadz Haidar menambahkan bahwa pengurus masjid itu harus punya semangat seperti mengurus perusahaan. “Kalau mengurus masjid cuma sekadar mengisi waktu, hasilnya tak maksimal,” ucap dia.
Sejauh ini pengurus Masjid Jogokariyan ada yang digaji maupun tidak diwajibkan. Tapi semua punya semangat tinggi memakmurkan masjid sesuai ajaran Rasulullah/Nabi Muhammad SAW. Termasuk para UMKM binaan pun, diberi kesempatan untuk berdagang dengan tertib. Dagangan relatif laris karena harga standar dan tiap hari jumlah jamaah yang datang mencapai ribuan orang.
Namun setiap bulan puasa (Ramadhan) Pasar Sore menjadi salah satu ikon Masjid Jogokariyan. “Tiap sore terdapat ratusan pedagang binaan yang menjual berbagai produk, termasuk takjil. Adapun pengurus masjid tiap hari juga menyediakan takjil gratis sebanyak 3 ribu bungkus,” beber Ustadz Haidar, lagi.
Keberadaan Masjid Jogokariyan yang berada ditengah kampung Jogokariyan, kini juga menjadi destinasi wisata religi dan mampu menghidupkan ekonomi kerakyatan bagi warga sekitarnya.
Sementara itu Ketua DKM Baiturahim, Iim Rusyamsi, mengucapkan terima kasih kepada pengurus Masjid Jogokariyan yang bersedia hadir untuk berbagi ilmu mengelola tempat ibadah untuk kepentingan dunia akhirat.
“Insya Allah, ilmu yang diberikan Ustadz Haidar bermanfaat bagi pengurus maupun jamaah Masjid Baiturahim,” tegas Iim yang kemudian bersama pengurus Masjid Jogokariyan melanjutkan pembinaan UMKM masjid di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. © RED/AGUS SANTOSA