BREBES (POSBERITAKOTA) – Brebes yang merupakan pintu gerbang kabupaten pertama masuk wilayah Jawa Tengah (Jateng), sudah cukup kesohor sebagai penghasil bawang merah dengan kualitas nomor satu di Tanah Air. Bahkan petani yang bercocok tanam di daerah tersebut merupakan warisan yang sudah turun-temurun.
Desa Terlangu, Pemaron dan Padasugih di wilayah Kecamatan Brebes yang radiusnya berjarak 1 KM dari pusat kabupaten, ternyata memiliki petani yang konsisten bercocok tanam bawang merah. Kalaupun menyelingnya, mereka sesekali menanam jagung, cabe merah dan cabe rawit.
Rikun dan Cahyo, dua petani bawang merah yang mewarisi kakek-neneknya, sejak tahun 60-an sudah akrab dengan tanaman unggulan tersebut, sehingga mampu mengangkat nama Brebes dikenal seantero Indonesia.
“Tanaman bawang merah di sini, banyak dicari para tengkulak atau pedagang dari berbagai daerah. Meskipun hasil panen dari sini, lebih banyak dijual atau dipool untuk dikirim ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta,” ucap Rikun kepada POSBERITAKOTA, Minggu (4/6).
Menurut petani bawang merah dari Desa Terlangu tersebut, tak sulit untuk menjual hasil panen. “Sebab, meski kami baru sepekan menanam bawang merah saja, tapi sudah didatangi para tengkulak atau pedagang,” ucap dia.
Ditambahkan Rikun lebih lanjut, tak sedikit para tengkulak berani meminjamkan modal. Baik itu untuk beli bibit maupun obat (pupuk-red), agar tanaman bawang bisa berbuah besar dan bisa laku dijual mahal.
Hal senada juga dituturkan Cakyo, juga petani bawang merah yang menggarap dilahan sawah Desa Pemaron dan Padasugih. Ia bilang selain bisa untung besar, terkadang petani harus siap rugi atau hanya pulang modal saja, kalau buah bawang merah tak sesuai harapan.
“Petani bawang merah di sini, sudah tahu hitung-hitungan bulan, kapan waktu terbaik agar bisa meraih untung besar,” jelas Cakyo mengaku mengikuti jejak kakek-nenek dan kedua orangtuanya tersebut, sehingga ada 20 tahunan menjalani sebagai petani bawang merah. ■ Red/Rio/Goes