JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Sepekan sebelum siswa masuk sekolah setelah libur Lebaran, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa memastikan pencairan bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) bisa berjalan maksimal di berbagai titik di Indonesia.
“Bansos PKH tahap kedua harus cair maksimal pekan kedua Juli ini, karena pada 17 Juli mendatang, anak-anak sudah efektif mulai masuk sekolah. Uang bansos PKH tentu sangat ditunggu ibu-ibu penerima PKH,” tegasnya.
Bagi daerah yang belum cair, Mensos minta agar jajarannya meningkatkan koordinasi dengan bank HIMBARA (Himpunan Bank Milik Negara), Pemerintah Daerah (Pemda) serta agen bank setempat.
Demi memastikan pencairan berjalan lancar, Mensos akan memantau langsung proses pencairan bansos PKH secara non tunai di beberapa titik. Salah satunya adalah di Kecamatan Deket, Lamongan, Jawa Timur, Minggu (9/7).
“Mungkin ada anak-anak yang seragamnya sudah usang atau kekecilan, sehingga harus ganti yang baru. Juga sepatu yang sudah kekecilan atau robek, buku tulis dan alat tulisnya sudah habis serta tas yang sudah robek dan karena itu perlu diganti, daftar ulang dan sebagainya. Makanya, gunakan uang PKH untuk memenuhi kebutuhan anak sekolah. Semoga cukup,” katanya.
Khofifah memaparkan bahwa salah satu peruntukan bansos PKH yakni untuk pendidikan. Maka dana tahap kedua yang cair sebesar Rp 500.000, diharapkan dapat dimaksimalkan untuk menambah pemenuhan kebutuhan sekolah anak. “Sehingga anak-anak bisa sekolah dengan tenang dan fokus belajar. Pada saat yang sama, orang tua juga tenang karena bisa mencukupi kebutuhan anak-anaknya yang bersekolah,” tambahnya.
Perihal bantuan sosial PKH non tunai merupakan upaya pemerintah untuk menyalurkan bantuan yang transparan dan akuntabel melalui sistem perbankan. Jumlah bantuan untuk setiap keluarga adalah Rp 1.890.000 pe tahun. Pencairan dilakukan bertahap sebanyak empat kali yakni pada Februari, Mei, Agustus dan November.
Sedangkan pencairan bansos non tunai PKH, menggunakan buku tabungan dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Melalui sistem penyaluran non tunai, bansos akan langsung disalurkan ke rekening penerima manfaat.
KKS tersebut, dijelaskan lebih lanjut oleh Mensos, dilengkapi dengan fitur _saving account_ untuk menabung dan _e-wallet_ untuk menyimpan berbagai program bantuan dan subsidi. Jadi dalam satu kartu dapat digunakan untuk berbagai bansos dan subsidi.
Untuk di wilayah Lamongan, penyaluran bansos non tunai dilakukan oleh Bank Negara Indonesia (BNI) 46. Sedang di kota dan kabupaten lainnya, bank yang turut mendukung penyaluran adalah BRI, BTN dan Bank Mandiri.
Kabupaten Lamongan pada tahun 2017 menerima bantuan sosial sebesar Rp229.261.877.200. Bantuan tersebut terbagi dalam beberapa progam yakni PKH, Bantuan Beras Sejahtera (Rastra), Bansos Disabilitas, Bansos Lanjut Usia dan Bansos Usaha Ekonomi Produktif-Kelompok Usaha Bersama (UEP-KUBE).
Pada tahun 2017 ini, sebanyak 47.562 keluarga menerima bansos PKH, sementara 100.567 keluarga menerima bantuan Rastra. Kemudian sebanyak 244 jiwa menerima bantuan disabilitas, 50 jiwa menerima bansos Lansia dan 300 keluarga menerima bansos UEP-KUBE.
Khofifah juga menjelaskan tentang program-program Kemensos kepada para ibu penerima PKH tersebut. Karena itu, ia juga mengimbau agar tetap samangat dan optimistis kelak mereka akan dapat lulus dari PKH dan menjadi keluarga mandiri.
Sementara itu selain memantau pencairan PKH, Mensos juga menghadiri haul ke-550 Nyai Gede Pinatih yakni ibu asuh Sunan Giri, salah satu Wali Songo.
Ia memberikan ceramah pada Pengajian Umum Haul yang diselenggarakan di halaman makam Nyai Gede Pinatih di Gresik. Nyai Gede Pinatih merupakan ibu asuh dari Sunan Giri sekaligus Syahbandar Gresik pada tahun 1412 M.
“Perempuan mulia dan tangguh ini yang sangat berjasa mengembangkan Gresik sebagai daerah perdagangan. Pada masanya, ia dikenal sebagai perempuan muslimah pertama di nusantara yang menguasai ilmu bea cukai dan keuangan. Sosok beliau sangat inspiratif dan patut kita teladani,” papar Mensos yang juga berziarah ke makam Nyai Gede Pinatih, tak jauh dari lokasi ceramah.
Nyai Gede Pinatih menguasai ilmu duniawi sangat luas dan pada saat yang sama ilmu agamanya juga sangat luas karena pernah menjadi santri Sunan Ampel sekaligus santri Sunan Malik Ibrahim.
Keseimbangan pengetahuan umum dan agama, menurut Mensos, sangat penting, karena setiap orang sekolah akan pintar dan ahli di bidangnya, serta mendapatkan gelar akademik. Tetapi kepintaran yang diperoleh di sekolah atau kampus belum tentu digunakan dengan benar. Maka melahirkan generasi bangsa yang pintar dan benar harus kita siapkan.
Pada bagian lain, Khofifah berpesan kepada masyarakat terutama para orang tua agar memberikan kesempatan kepada anak perempuannya untuk mencari ilmu setinggi-tingginya dan mengamalkannya seperti yang dicontohkan Nyai Ageng Pinatih di abad ke XV sudah berperan sangat strategis.
Dalam akhir ceramahnya, Mensos menyampaikan agar sebagai sesama manusia terus memperkuat silaturahmi. Hal ini penting karena silaturahmi akan melahirkan sikap rasa saling memahami dan menghargai, yang pada akhirnya akan berujung pada rasa saling percaya satu sama lain.
“Dengan adanya sikap saling memahami, saling menghargai, saling menghormati dan saling mempercayai di antara sesama manusia, maka akan tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis, dan penuh toleransi,” pungkasnya. ■ Red/Dmk