TEGAL (POSBERITAKOTA) – Ibarat jamur di musim hujan, sejak ada institusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) satu-persatu pejabat daerah sekelas gubernur, walikota maupun bupati bermunculan ditangkap kena operasi tangkap tangan (OTT). Perilaku korupsi atau merugikan negara yang jadi penyebab.
Seperti kejadian terakhir yang menimpa Walikota (Walkot) Tegal masih aktif, Siti Masitha Soeparno yang kena OTT oleh KPK, Selasa (29/8) pada pukul 17.30 WIB.
Ironis memang, jika saat ini sudah semakin banyak kaum wanita yang awalnya diharapkan bisa komit menjaga kejujuran, justru sebaliknya terkontaminasi perilaku korupsi.
“Ibu Walikota dibawa petugas KPK, usai memberikan pemaparan dan evaluasi triwulan pembangunan kota, bertempat di Gedung Adipura di Komplek Balaikota Tegal,” terang Mufid, satu anggota Satpol PP kepada awak media.
Dalam penjelasannya pada saat masih bertugas menjaga pintu Gedung Adipura, tiba-tiba datang orang yang mengaku petugas dari KPK. Setelah diberitahu Walikota sedang ada pemaparan dan dilarang masuk, justru mengancam akan mendobraknya.
“Bahkan orang-orang dari KPK itu bilang juga sedang menjalani tugas negara,” imbuh Mufid lagi cuma bisa melongo saat pimpinannya dicokok oleh institusi anti rasuah (KPK).
Harus menunggu tak begitu lama, Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno selesai melakukan pemaparan. Ia langsung ditemui sekitar 8 orang dari KPK. Kemudian digiring ke rumah dinas yang berada di sebelah Gedung Adipura untuk kemudian dibawa ke Jakarta.
Dari informasi lain, tak hanya Walikota Tegal yang ikut ditangkap petugas KPK. Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal, Abdal Hakim Tohari dan Wakil Direktur Keuangan, Cahyo Supriadi, ikut dicokok sebelumnya. ■ Red/Rio/Goes