JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno atau yang akrab dengan panggilan ‘Bunda Sitha’, kini telah mendekam di sel tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, setelah dijemput paksa seusai melakukan pemaparan dan evaluasi bersama bawahannya.
Namun kisah buruk ditangkapnya sang pemimpin, selain tak bisa ditutup-tutupi, juga bikin kecewa warga (wong) Tegal yang tinggal di Ibukota Jakarta. Sebab, ketika Pemilukada tiga tahun silam, mereka merupakan pendukungnya.
“Inyong ora sudi (saya tak terima-red), kalau pemimpin kota Tegal justru ketahuan korupsi. Itu sama halnya berkhianat dengan amanah masyarakat. Ya, sudah hukum saja,” ucap Slamet, warga Desa Sumur Panggang, Tegal, kini merantau ke Jakarta.
Pria berusia 40 tahun yang punya usaha Warung Tegal (Warteg) di kawasan Jakarta Timur, mengaku kesal, karena dulu menaruh harapan besar pada Bunda Sitha. Setidaknya, bisa mengangkat harkat warga Tegal dengan ilmu tinggi yang dimiliki.
“Setahu saya bahwa Bunda Sitha, kuliahnya diluar negeri. Bahkan pernah kuliah di Amerika Serikat. Berarti kan orangtuanya sudah kaya raya. Tapi, kenapa harus korupsi,” sesal Slamet.
Hal senada juga diutarakan Rikun, supir taksi yang merantau ke Jakarta sejak empat tahuh silam. Ia bilang saat Pemilukada Kota Tegal, sekeluarga memilih Bunda Sitha.
“Awalnya, karena beliau perempuan. Ndak mungkin korupsi.Tapi, kenyataannya malah kayak begini, ditangkap KPK. Hapus sudah harapan saya,” ucap pria yang sebulan sekali harus pulang ke Tegal.
Kisah buruk Bunda Sitha setelah jadi Walikota Tegal, banyak didengarnya. Mulai dari main pecat bawahannya sampai suka minta upeti. Sekarang, kata Rikun, warga Tegal merasa bersyukur. Bunda Sitha menuai ‘karma’ atau balasannya, ya karena perbuatannya. ■ Red/Rio/Goes