JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Setelah sempat berjalan alot, akhirnya Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) berhasil melakukan peremajaan kepengurusan. Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Luar Biasa, anggota Badan Pemeriksa, Drs Ashari terpilih secara mutlak sebagai Ketua Kopaja yang baru untuk periode 2017-2022 menggantikan Nanang Basuki.
RAT Luar Biasa digelar di Amos Cozy Hotel, Kebayoran Baru, Jaksel, dihadiri 95 anggota dari total 300-an orang. RAT ini digelar setelah sebelumnya didesak oleh 20-an anggota koperasi yang menggelar rapat terbatas di Ciracas, April lalu.
Tujuan utama RAT tersebut untuk mempertanggungjawabkan laporan keuangan dan melakukan peremajaan pengurus yang sebenarnya sudah habis masa baktinya pada April 2017 lalu.
Peremajaan itu atas desakan sebagian besar anggota bertujuan untuk memperbaiki keberadaan koperasi agar makin eksis dan siap bekerja sama dengan Pemprov DKI melalui PT Transjakarta untuk kerja sama dalam pengadaan Bus Kopaja terintegrasi busway.
Ada tiga calon yakni Ashari, Kandi Effendi dan Edy Mulyono. Setelah melalui voting yang ketat, maka Ashari dinyatakan terpilih sebagai ketua karena memperoleh dukungan terbanyak yakni 53 suara.
Yudha menyatakan pihaknya menyambut baik terpilihnya Ashari. “Semoga dengan kepemimpinan Pak Ashari diharapkan membawa angin segar bagi Kopaja yang mana saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Semoga Pak Ashari mampu menggerakkan koperasi sesuai AD/ART demi kesejahteraan anggota. Siapapun yang terpilih sebagai ketua adalah merupakan hasil RAT Luar Biasa yang telah disepakati seluruh anggota yang hadir. Semua elemen Kopaja, termasuk pengurus lama, mari bersatu padu membangun dan membangkitkan usaha angkutan,” ujar Yudha.
Dengan lahirnya pengurus baru ini diharapkan mendapat dukungan pula dari Pemprov DKI, Dishub, KUMKMP, pabrik karoseri, perusahaan pembiayaan, dan lainnya. Sejumlah anggota yang hadir mengatakan selama dua tahun terakhir laporan koperasi merugi sebesar Rp 7,5 miliar pada tahun 2017 dan Rp 2,4 miliar pada tahun 2016.
Namun anehnya kok bisa mendapatkan kucuran bantuan bank sebesar Rp 9 miliar, bahkan penggunaannya tanpa sepengetahuan Badan Pemeriksa.
Sebagaimana diketahui, pengadaan Bus Kopaja Terintegrasi Busway sudah terjalin kerja sama dengan Pemprov DKI sejak 2016. Bus milik swasta tersebut dibayar rupiah per kilometer sebesar Rp 10.350/km dengan jarak tempuh sehari minimal 203 km. Jadi, rata-rata per unit dapat bayaran Rp 58 juta/bulan dari Transjakarta ke koperasi.
Setelah dana dipotong sana-sini untuk bayar kredit bus, gaji sopir, kru, dan lainnya, maka tiap anggota pemilik bus mendapat keuntungan Rp 7,5 juta/unit. Tapi sejak delapan bulan terakhir, pihak koperasi tidak pernah membayar lagi sehingga membuat sejumlah anggota marah. Saat ini baru 30-an anggota Kopaja yang berinvestasi pada bus feeder busway sebanyak 306 unit, sedangkan sebagian besar masih menjalankan bus Kopaja regular. ■ RED/JOKO