JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Setiap bertepatan dengan tanggal 1 Juni, seluruh masyarakat Indonesia, secara bersama-sama memperingati hari lahirnya Pancasila. Apabila merunut pada sejarah 73 tahun lalu, bagaimana proses rumusan Pancasila tersebut lahir, yakni merupakan sebuah perpaduan antara ‘Sosio Nasionalisme’ dan ‘Sosio Demokrasi’ yang disampaikan pada Pidato Bung Karno didepan anggota BPUPK.
“Bahkan dari penggalan sejarah di atas, Pancasila jelas begitu menjadi bagian terpenting dalam rumusan perjuangan negeri ini untuk meraih Kemerdekaan,” sebut Prof Dr H Dailami Firdaus, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) asal DKI Jakarta.
Oleh karenanya, Senator yang memiliki komitmen besar pada masalah kebangsaan tersebut, sangat berharap dan meminta semua pihak yang hadir dalam acara ‘Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan’, mampu dan harus mengimplementasikan Pancasila secara utuh dalam berkehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. “Termasuk diri saya pribadinya,” katanya.
Dalam pandangannya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu, jelas sangatlah berkaitan dengan bagaimana kita meramu dan merawat kebhinekaan yang menjadi sebuah unsur yang terpenting dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berbicara di acara ‘Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan’ (Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika), Bang Dailami – begitulah panggilan akrab Senator asli Betawi tersebut, sangat yakin apa yang diharapkan tersebut bisa diwujudkan oleh semua elemen masyarakat.
“Perlu kembali saya tekankan, agar kita semua mampu mengoptimalkan implementasi nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat. Terutama ya harus dimulai dari diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan. Di mana bumi dipijak, di situlah langit harus dijunjung,” pungkas Bang Dailami.
Acara ‘Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan’ itu dihadiri ratusan peserta yang terdiri dari anggota BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim), mahasiswa, tokoh Betawi dan masyarakat umum, Jumat (1/6/2018) di Kampus Universitas Islam As-Syafie’ah (UIA), Jatiwaringin, Jakarta Timur. ■ RED/GOES