JAKARTA (POSBERITAKOTA) ● Akumulasi sampah di Ibukota yang dikirim ke TPST Bantargebang saat Idul Fithri menurun. Tepat pada hari pertama Lebaran, sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang hanya 1.286 ton dengan 326 rit truk sampah dan pada H+1 Idul Fithri 2.060 ton dengan 409 rit truk sampah. Sedangkan pada H-1, total sampah mencapai 7.781 ton dengan 1.434 rit truk sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman empiris pada tahun-tahun sebelumnya, volume sampah menurun saat pra dan pascalebaran. Namun tahun ini terjadi sedikit perubahan pola.
Isnawa mengungkapkan, jika pada tahun-tahun sebelumnya sampah menurun sejak saat dimulainya cuti bersama, beberapa hari menjelang Lebaran, namun kenyataannya tahun ini sampah pada H-1 ternyata masih tetap tinggi.
Menurut Isnawa itu terjadi karena pihaknya sebelumnya telah menginstruksikan kepada para supir truk sampah untuk mengosongkan Tempat Penampungan Sementara (TPS) di seluruh wilayah Jakarta jelang hari raya.
Strategi tersebut dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur hari H dan H+1 Lebaran. Selain itu agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau menyengat serta menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.
“Sampah jika lebih dari 3 hari berdiam di TPS sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita menghindari itu,” kata Isnawa.
Pada saat ini, kata Isnawa, warga Jakarta masih banyak yang melakukan mudik dan libur Lebaran. “Diperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7, H+8, H+9 dan H+10, setelah cuti Lebaran usai,” kata dia.
Menurutnya, Dinas Lingkungan Hidup justru sudah melakukan antisipasi peningkatan tonase tersebut. Pada saat tukang-tukang gerobak yang sempat mudik telah kembali bertugas, maka akumulasi tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah masing-masing rumah warga mulai dikirim ke TPS. “Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami sudah mengantisipasi peningkatan tersebut. H+7 sampai dengan H+10 operasional pengangkutan sampah akan sangat optimal,” kata Isnawa.
TPST Bantargebang tempat diprosesnya sampah Jakarta pun, kata Isnawa, tetap beroperasi 24 jam selama libur dan cuti bersama Idul Fitri 1439 H. Sebanyak 300 personel ditugaskan piket di tempat pengelolaan sampah TPST Bantargebang.
“Per hari ini dwelling time atau waktu truk sampah mengantri, menimbang sampah dan menurunkan sampah sampah di sana di bawah 1 jam. Ini salah satu indikator pengelolaan TPST Bantargebang tetap normal,” kata Isnawa.
Berdasarkan data Dinas Kebersihan, rata-rata per hari berat sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang pada kondisi normal berkisar 7.000- 8.000 ton per hari dengan 1.300 – 1.400 rit truk sampah. ■ RED/JOKO