Diskusi Sekber Indonesia, BUMN Banyak Utang Bikin Ekonomi Masyarakat Makin Sulit

JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah didera utang yang di luar kemampuannya sehingga membuat perekonomian di Indonesia makin sulit. Salah satu penyebabnya adalah perusahaan pelat merah ini terlalu banyak dibebani tugas wajib dari pemerintah untuk pembangunan infrastruktur sehingga kondisinya kini terseok-seok karena ibarat pepatah ‘besar pasak daripada tiang’.

Hal itu terungkap pada diskusi berjudul ‘BUMN Roboh, Ekonomi Jatuh, Solusinya?’ yang berlangsung di Sekretariat Bersama (Sekber) Indonesia di gedung The Kemuning, Jl Amir Hamzah, Pegangsaan, Menteng, Jakpus, Rabu (25/7) malam. Diskusi menghadirkan narasumber ekonom Mohammad Said Didu dan Mantan Menhut MS Kaban yang juga dihadiri wakil ketua dewan pembina DPP Gerindra Sandiaga Uno, pengacara Eggy Sudjana.

Beban utang besar dan kondisi perusahaan yang serba sulit, salah satunya dipicu oleh pemerintah yang terlalu banyak menugaskan pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan era Pemerintahan Jokowi.

“Di era pemerintahan yang sekarang ini kebutuhan dana untuk membangun infrastruktur mencapai Rp 5.500 triliun. Sedangkan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hanya sanggup membiayai sebesar Rp 1.500 triliun. Maka BUMN sebagai tulang punggung ekonomi makin loyo,” kata Said Didu dihadapan ratusan undangan yang terdiri dari kader Gerindra, PKS, dan PAN serta aktivis masyarakat.

Selain itu, Said juga menyoal rencana pemerintah yang akan menjual aset PT Pertamina (Persero) dengan dalih demi membuat keuangan perusahaan sehat. “BUMN itu bukan milik Pemerintah, tapi milik Negara. Jadi, tak boleh seenaknya,” tegas Said, mantan Sekretaris Menteri BUMN dan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dia minta Pertamina tidak buru-buru melepas aset, apalagi dilakukan secara gelondongan. Selain itu, Pertamina tidak boleh membuka rahasia kondisi perusahaan sedang menghadapi masalah besar, karena pasti asetnya akan dibanting di bawah harga,” ujar Said.

Ketua Sekber Indonesia Mohammad Taufik yang juga DPD Gerindra DKI Jakarta menyampaikan keprihatinannya terkait buruknya kondisi sejumlah BUMN belakangan.

“BUMN yang seharusnya menjadi benteng ekonomi Negara, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Penuh hutang dan asetnya mau dilepas. Tindakan bodoh yang akan semakin menyengsarakan rakyat, sehingga harus ada pergerakan masyarakat untuk ganti Presiden,” ucap Taufik.

Di pengujung diskusi tersebut, artis Neno Warisman bersama pencipta lagu Sang Alang dan sejumlah relawan menyanyikan lagu berjudul ‘#2019GantiPresiden’. Mantan penyanyi dan bintang film dekade 80-an ini sangat mengharapkan lagu karya Sang Alang tersebut menjadi viral. ■ RED/JOKO

Related posts

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Tebus Sembako Murah di Condet Jaktim

Bukan Hanya dari Tokoh Masyarakat Jakarta, PRAMONO – BANG DOEL Kantongi ‘Peluru Emas’ Dukungan Ulama & Habaib

Rasanya Sulit Tembus 51 Persen, PILKADA JAKARTA 2024 Bakal Melalui Dua Putaran