JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menyelenggarakan pemotongan hewan qurban di 120 desa di 24 provinsi se-Indonesia. Pembagian daging kurban ditargetkan di daerah terpencil yang banyak dihuni penduduk kurang mampu.
Wakil Ketua BAZNAS, Dr Zainulbahar Noor SE ME, menjelaskan dari 120 desa tersebut merupakan penerima manfaat yang sangat membutuhkan karena kebanyakan merupakan warga miskin.
“Dalam hal ini, kami membantu umat muslim yang menjalankan ibadah qurban sekaligus untuk pemerataan gizi di daerah terpencil,” ujarnya di lokasi yang menjadi salah satu tempat pemotongan hewan qurban, Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (22/8).
Menurutnya, desa yang dikunjunginya ini bukan merupakan wilayah terpencil. Tapi banyak petugas BAZNAS yang tergabung dalam tim Program Qurban Berdayakan Desa disebar ke sejumlah tempat terpencil di luar Pulau Jawa.“Masing-masing punya tugas di tempat berbeda,” kata Zainulbahar.
Turut hadir anggota BAZNAS, Ir Nana Mintarti MP dan Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Moh Nasir Tajang. “Di lokasi ini, BAZNAS memotong 50 ekor kambing untuk dibagikan kepada warga sekitar,” tambahnya.
Peternak kecil di Desa Sukaindah merupakan binaan BAZNAS dan menjadi salah satu pemasok kambing untuk qurban tahun ini. Dia memaparkan, BAZNAS memilih desa ini karena banyak masyarakat mustahik yang menjadi peternak. “Umat harus membangun ekonomi dari pinggiran seperti ini,” kata dia.
Dengan demikian, upaya pemenuhan konsumsi daging di kalangan mustahik bisa dioptimalkan. Menurutnya, konsumsi daging secara nasional masih sangat rendah dibanding negara tetangga.
“Indonesia baru 3-4 kilogram per kapita per tahun, sangat minim. Kita berharap bisa 50-60 kilogram per kapita per tahun. Inilah yang menjadi salah satu tujuan program Qurban Berdayakan Desa.
Di musim kurban, imbuh Zainul, Indonesia hanya memproduksi 300 ekor per kabupaten. Padahal potensi kurban secara nasional omset penjualan ternak bisa mencapai Rp 10 triliun.
“Lima provinsi penghasil terbesar per tahun hanya memproduksi 5 juta ternak. Karena itu, gerakan zakat, infak dan sedekah atau ZIS diharapkan bisa semakin mantap membantu pemerintah dalam merealisasikan swasembada daging sehingga negeri ini tidak perlu mengimpor,” kata dia.
Sementara itu Nana Mintarti menambahkan bahwa kambing dibeli, disembelih kemudian dibagikan kepada warga Desa Sukaindah. “Kegiatan ini sekaligus merupakan upaya BAZNAS memberdayakan peternak kecil yang selama ini dimanfaatkan pedagang besar.
Pada Idul Adha tahun ini BAZNAS memotong 1.280 ekor kambing dan sapi dari masyarakat untuk masyarakat,” paparnya. ■ RED/JOKO