JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Deklarasi Kampanye Damai digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Tugu Monumen Nasional (Monas) Jakarta, Minggu (23/9). Selain dua kandidat Capres/Cawapres yang bakal bersaing di Pilpres 2019, seluruh undangan yang hadir ikut dalam karnaval dengan menggunakan pakaian adat.
Nampak pasangan Jokowi Widodo-Mar’uf Amin mengenakan pakaian adat Bali dan Prabowo Subianto pakai blangkon-Sandiaga Uno berkopiah namun sepakat memakai adat Jawa. Hal sama juga dilakukan para petinggi partai yang ikut dalam ‘Deklarasi Kampanye Damai’ mulai dari Tugu Monas sampai kawasan Patung Kuda.
Susilo Bambang Yudoyono (SBY) selaku Ketua Umum Partai Demokrat (PD) memilih pakaian adat Palembang. Sedangkan Yusril Ihza Mahendra yang merupakan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) mengenakan pakaian adat Melayu. Berbeda dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan hadir dengan pakaian adat Betawi.
Ikrar ‘Deklarasi Kampanye Damai’ dipimpin langsung oleh Ketua KPU Arief Budiman yang didampingi Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan. Ada 3 point yang ingin dicapai seperti tertuang dalam ikrar tersebut.
Pertama bersama-sama berjanji mewujudkan Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Kedua untuk melaksanakan kampanye pemilu yang aman, tertib, damai, berintegritas, tanpa hoax, politisasi SARA (suku, agama, ras, antargolongan) serta politik uang. Ketiga agar melaksanakan kampanye berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
“Jadi, tema yang diangkat dalam kegiatan kali ini adalah kampanye anti-sara dan hoax untuk menjadikan pemilih berdaulat agar negara kuat,” papar Arief.
Pada bagian lain, ia juga menyebut bahwa kegiatan ikrar bertujuan meneguhkan komitmen peserta Pemilu. Selain itu juga agar dalam proses kampanye Pemilu 2019 nanti, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap terjaga, dan berjalan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Hal yang perlu diingatkan secara bersama-sama, kata Arief, peserta Pemilu wajib menggunakan metode yang sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan. Masa kampanye idealnya diisi dengan kegiatan memperkenalkan visi-misi, program atau citra diri peserta Pemilu.
“Yang jelas, kegiatan kampanye juga merupakan upaya peserta Pemilu untuk memberikan pendidikan politik kepada pemilih agar dapat meningkatkan angka partisipasi,” tutur dia lagi.
Insiden walkout pun dilakukan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Kenapa? Banyak aturan yang dilanggar. Partai kubu Jokowi banyak yang membawa atribut. Termasuk kehadiran relawan Projo (Pro Jokowi).
Karena itu, PD pun melayangkan surat protes. ■ RED/TIM PBK/AYID