JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Bukan karena titel berjejer atau memiliki segudang jabatan, seseorang lantas disebut punya nilai plus di mata masyarakat. Punya akhlak atau moral baik yang didukung oleh bentuk kepedulian kuat (humanisme), justru dapat dijadikan ukuran. Dan, sikap tersebut, sejatinya harus dimiliki setiap wakil rakyat sebagai ‘pelayan’ masyarakat.
Setelah mengikuti perjalanan selama empat tahun belakangan, sosok humanisme telah begitu melekat pada H Dailami Firdaus, anggota yang kini maju lagi jadi calon legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) DKI Jakarta di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendatang.
“Kepekaan sosial atau sikap humanisme itu, bisa tumbuh karena dari lingkungan keluarga. Jadi, sejak kecil, kita pasti banyak mereferensi apa yang pernah dilakukan orangtua atau bahkan kakek,” ucap Bang Dailami, begitulah pria asli Betawi satu ini, diakrabi para konstituen (pemilih) terkait perannya sebagai Senator DKI Jakarta.
Bang Dailami dikenal sebagai putra dari ustadzah (penceramah) kondang dan Mantan Menteri Pemberdayaan Wanita zaman Orde Baru, Prof Dr Hj Tutty Alawiyah AS dan cucu dari Ulama Kharismatik asli Betawi, KH Abdullah Syafi’ie. Selain itu, kiprahnya di masyarakat baik dalam bidang pendidikan, keagamaan maupun ekonomi, sudah tak disangsikan lagi.
Sepanjang mengawali kiprahnya sebagai anggota DPD RI sejak 2014 silam, Bang Dailami tak sungkan-sungkan mau terjun langsung ke masyarakat bawah. Baik itu dalam kasus bongkar paksa warga Kebon Pala di Jakarta Timur, korban kebakaran warga Penjaringan di Jakarta Utara maupun menjenguk korban kejahatan yang dirawat di salah satu rumahsakit di Jakarta.
Atas dasar itulah dalam setiap kesempatan kepada POSBERITAKOTA.COM, Bang Dailami menuturkan kepekaan sosial atau sikap humanisme harus tumbuh dalam sosok setiap wakil rakyat. “Saya malah menyebut, sejatinya peran anggota DPR RI, DPD RI dan DPRD Tk I dan Tk II merupakan kepanjangan tangan antara warga masyarakat dan Pemerintah,” urai dia.
Karena itu pula, Bang Dailami lebih memilih peran di DPD RI asal DKI Jakarta. Ia bisa bersentuhan langsung dengan warga masyarakat untuk kemudian menyerap aspirasi agar bisa disuarakan kepada Pemerintah. “Semakin sering turun ke masyarakat, justru akan semakin mengasah kepekaan sosial atau sikap humanisme kita,” pungkasnya. ■ RED/GOES