PALU (POSBERITAKOTA) ■ Jumlah korban jiwa yang melayang akibat gempa bumi dan gelombang tsunami di wilayah Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), sudah mencapai angka 2010 orang. Itu belum termasuk ribuan korban yang diduga terkubur lumpur hitam berikut rumah tinggalnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, menegaskan meski saat ini sudah tercatat ada 2010 korban jiwa, tidak menutup kemungkinan bakal terus bertambah. Sebab, katanya, operasi pencarian korban masih terus dilakukan ke sejumlah titik.
Sedangkan operasi pencarian korban masih dilakukan oleh BASARNAS, TNI, Polri, Relawan serta dibantu masyarakat dari penduduk setempat. Sejumlah tempat yang fokus masih ditangani antara lain di Balaroa, Hotel Roa-Roa, Mamboro, Biromaru, Hotel Mercure dan Patobo.
Keseluruhan alat-alat berat untuk mendukung pencarian para korban di Donggala dan Palu serta wilayah sekitarnya sudah dikerahkan. Termasuk penanganan korban selamat namun menderita luka berat dan ringan. Lokasi-lokasi pengungsian pun menjadi pusat perhatian.
Pada 10 Oktober mendatang, BNPB akan melakukan evaluasi, terkait pencarian para korban. Bakal diperpanjang atau tidak. “Kami juga mengajukan kepada Menteri Keuangan, agar ditambah dana untuk penanggulangan bencana. Diusulkan Rp 500 milyar untuk Sulteng,” terang Williem. □ RED/AYID