JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Progres pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Fase I saat ini sudah mencapai 96 persen dari perencanaan. Megaproyek moda transportasi berbasis rel bawah tanah koridor Bundaran HI – Lebak Bulus ditargetkan akan mulai beroperasi pada Maret 2019.
Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, William Sabandar, mengatakan pembangunan MRT berjalan sesuai target dan perencanaan. “Saya optimistis, sebagai transportasi massal perkotaan yang cepat, aman, nyaman dan modern kereta MRT secara langsung maupun tidak langsung akan mengubah gaya hidup masyarakat Jakarta,” ujar William, Jumat (12/10).
Maksudnya para pengguna mobil pribadi akan banyak yang beralih menggunakan kereta yang aman, bersih dan bebas hambatan. MRT juga akan meningkatkan disiplin masyarakat terutama soal waktu dan antrean.
William menambahkan PT MRT Jakarta akan mengoperasikan MRT Koridor Lebak Bulus – Bundaran HI sepanjang 16 kilometer pada Maret 2019 mendatang. “Dalam Fase I ini dioperasikan sebanyak 16 set kereta yang mampu melayani sekitar 37 ribu penumpang perharinya melalui 13 stasiun, yang terdiri dari 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah.
Untuk kelancaran operasional, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan BUMD Jakarta lainya, seperti PT Transjakarta, PT LRT serta menggandeng PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mengintegrasikan transportasi antarmoda di Ibukota.
“Jadi, semua moda angkutan massal akan menyatu. Salah satunya adalah membangun sistem Kawasan Berorentasi Transit (KBT) Dukuh Atas yang saat ini sedang dikerjakan,” jelasnya.
Oleh karenanya, selain menjadi moda transportasi massal yang cepat, tepat dan aman pihaknya juga menciptakan kenyamanan pada setiap stasiun integrasi peralihan penumpang.
“Kenyamanan itu salah satunya didukung dengan berbagai kelengkapan fasilitas, seperti pedestrian untuk pejalan kaki, wifi gratis, dan bisnis retail,” terangnya.
Secara terpisah, pengamat Transportasi dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menuturkan bahwa dirinya mendukung penuh khususnya pembangunan bidang transportasi. Sebab, dengan berbagai kelebihan yang dimiliki kereta MRT tersebut akan mengubah budaya masyarakat dalam bertransportasi.
“Yang tidak kalah pentingnya adalah sistem kerja sama dengan berbagai pihak yang saat ini sedang dibahas oleh Pemprov DKI Jakarta. Hal ini dilakukan agar setiap lembaga memiliki tanggung jawab dan peran masing-masing. Contohnya, apabila ada pedestrian yang rusak, itu menjadi tanggung jawab MRT atau dinas terkait,” tandasnya. ■ RED/JOKO