JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Jelang memasuki 2019 yang tinggal sebulan lagi, kita semua bakal dihadapkan pada ‘Tahun Politik‘. Sebab, dalam kwartal pertama atau tepatnya pada 17 April tahun depan, bakal ada palaksanaan secara serentak Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres).
Ingat Pemilu, pasti tak bisa lepas dari yang namanya ajang kampanye. Nah, artis senior Erna Santoso, mencoba wanti-wanti agar arena kampanye harus bebas dari anak-anak di bawah umur atau bahkan Balita. Jadi, masyarakat harus sadar dan panitia pun diminta secara tegas mengaturnya.
“Jika sampai ada kalangan anak-anak disertakan dalam ajang kampanye Pilpres atau Pileg, itu jelas salah. Juga harus dilihat sebagai pelanggaran,” tutur perempuan aktif dalam bidang sosial dan keaganaan yang kini menjabat sebagai pimpinan atau Ketua Yayasan PENA (Peduli Anak Indonesia).
Menurut ibunda dari artis Ardina Rasty, sebaiknya dalam proses pesta demokrasi mendatang, seminimal mungkin agar jangan melibatkan anak-anak. Sebaliknya, masyarakat harus sadar jika melibatkan anak-anak dalam arena kampanye itu, kurang tepat di dalam memberikan pendidikan politik.
“Selain nggak etis, juga merupakan pelanggaran berat. Karena, itu kan sama saja mengeksploitir anak-anak. Saya sangat menentang, jika anak-anak dimanfaatkan dalam arena kampanye Pemilu nanti,” papar artis yang juga dikenal sebagai produser sinetron di era akhir 90-an sampai tahun 2000.
Erna Santoso saat ini sedang sibuk mondar-mandir untuk datang ke lokasi bencana nasional. Baik di Lombok, Palu, Sigi maupun Donggala yang tertimpa musibah gempa bumi dan tsunami. Selain bikin program trauma healling, juga mendirikan semacam posko crisis center, khususnya bagi kalangan anak-anak di sana. ■ RED/GOES