JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Berkaca dari keberhasilan negara Malaysia, Singapura, dan Korea Sekatan, kini Indonesia tidak mau kalah dalam bidang kesehatan, yang berkaitan dengan kedokteran estetika, anti aging, wellness, dan regeneratif. Di Indonesia saat ini sudah terdapat sekitar 1.000 klinik kecantikan serta 3.000-an dokter yang ahli di bidangnya sehingga sangat berpotensi menjadi destinasi wisata seperti ketiga negara tersebut di atas.
Menurut Prof DR Dr Abdul Razak Thaha MSc SpGK, Ketua DPP Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik & Regeneratif Indonesia (Perdaweri) mengatakan sebenarnya Indonesia layak dikunjungi wisatawan asing untuk merawat, kecantikan. Tapi sebaliknya justru orang Indonesia justru sering ke luar negeri untuk perawatan kulit, anti aging, bedah plastik, dan lainnya.
“Melalui seminar ini, harus kita ubah pola yang demikian. Orang Indonesia sebaiknya merawat estetika tubuh cukup di Tanah Air saja karena fasilitas sudah lengkap dan ditangani dokter ahli berpengalaman,” ujarnya pada acara International Seminar Workshop Aesthetic Medicine (I-SWAM) di ICE BSD, Tangerang Selatan.
Guna mencegah masyarakat melakukan perawatan kesehatan keluar negeri, membangun brand awareness, menggairahkan minat dokter kecantikan dan kesehatan dalam memajukan meningkatkan kualitas. Perdaweri merupakan perhimpunan satu-satunya para dokter yang seminar di bidang anti penuaan, wellness, estetika, dan regeneratif, yang diakui Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Anggota yang terhimpun, lebih dari 1.000 dokter dari beragam ilmu.
Ketua panitia penyelenggara I-SWAM, Dr Teguh Tanuwidjaja, M. Biomed (AAM), menuturkan, seminar, workshop, dan expo ini tidak kurang dihadiri 2.000 dokter dari dalam maupun luar negeri.
“I-SWAM adalah seminar dan workshop bertaraf international yang diselenggarakan setahun sekali oleh Perdaweri. Gelaran yang memasuki tahun ke-9 ini, terbilang penyelenggaraan seminar dan workshop terbesar se-Asia Pasifik dan ke-3 di dunia. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serta pengetahuan dalam bidang anti aging-estetika, wellness, dan regretatif,” ujar Teguh, Sabtu (8/12).
Ditambahkan bahwa dengan kehadiran para ahli di bidangnya sebagai narasumber dari dalam negeri maupun mancanegara, ISWAM menjadi barometer dunia esterika.
I-SWAM mengulas materi-materi scientific terkini, mengupas tuntas tentang science behind aesthetic medicine yang secara interaktif, menjadi tolok ukur bahwa dokter di Indonesia juga memiliki kemampuan bidang anti aging-estetika, wellness, dan regretatif. Tidak salah, jika Dr Teguh mengatakan bahwa program ‘Health Tourism’ sebagai salah satu pintu masuk wisatawan ke Indonesia lewat bidang kesehatan bisa dimulai dari I-SWAM ini.
Sejalan dengan penyelenggaraan seminar yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 7 sampai 9 Desembet diadakan pula serangkaian expo bergengsi menjadi ajang bergengsi untuk memperkenalkan produk kosmetika, kosmosetika serta alat kedokteran untuk estetika yang terbaru dari dalam dan luar negeri. I-SWAM tahun ini adalah yang ke-9.
Pada hari pertama, kegiatan ini dihadiri pengunjung dan peserta kurang lebih 2000 orang. Adapun sejumlah narasumber berasal dari Italia, Spanyol, United Kingdom, Libanon, Afrika Selatan, India, Korea Selatan, Malaysia dan juga dari Indonesia. ■ RED/JOKO