JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Masyarakat, terutama etnis Tionghoa yang tengah menyongsong perayaan tahun baru Imlek diimbau untuk merayakan secara sederhana dan tanpa berlebih-lebihan. Dalam suasana menyambut kehadiran tahun China 2570 yang jatuh pada hari Selasa tanggal 5 Februari 2019, harus mempedulikan lingkungan dengan cara berbagi sekaligus memperioritaskan kerukunan antarumat beragama.
Himbauan tersebut disampaikan Ketua Umum DPP Majelis Tao Indonesia (MTI) yang juga dikenal sebagai tokoh lintas etnis dan agama KRT AJM Andi Hakim, SH. “Saya ucapkan selamat menyongsong tahun baru China 2570 dan memasuki shio Babi Tanah yang diyakini sebagai hewan keberuntungan,” ujarnya di kantor firma hukum Andi Hakim & Partners di Jl Raya Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (3/2).
Dalam merayakan ‘sin chia’ sebaiknya masyarakat tidak menggelar pesta berlebihan. “Daripada uang dihamburkan lebih baik diberikan kepada orang miskin,” sambungnya.
Menurut Andi terkait perayaan Imlek hendaklah dilakukan secara bijak dengan memperhatikan lingkungan sekitar. Masih banyak saudara kita yang hidup miskin dan butuh uluran tangan.
“Maka itu, sebaiknya perayaan Imlek ini dijadikan momen berbagi kepada sesama. Bagi umat yang mampu, perbanyaklah bagi-bagi ‘angpao’ kepada orang di sekitar kita,” kata Andi Hakim.
Ketua Predidium Forum Keluarga Paranormal dan Pengobat Indonesia (FKPPI) dan Ketua Umum DPP Paguyuban Persaudaraan Suhu-Suhu se-Nusantara (PSSN), mengingatkan dengan memperbanyak amal dan sosial, maka rezeki kita akan bertambah banyak.
Sejak menjadi Ketum MTI tahun 2014 yang mana anggotanya tersebar di sejumlah daerah di Indonesia, Andi selalu mengingatkan kepada umat Tao dan etnis Tionghoa untuk merayakan Imlek yang bermanfaat bagi sesama manusia.
Bahkan dia selalu mengingatkan jangan menggelar pesta perayaan secara berlebih-lebihan. Lebih bagus suasana tersebut dijadikan sebagai momen berbagi, seperti bagi-bagi ‘angpao’ atau rezeki serta menggelar bakti sosial seperti pemberian sembako, pasar murah, pengobatan gratis, pemberian kacamata, beasiswa, dan lainnya. Perayaan tahun baru yang disertai kegiatan ‘charity’ lebih pas dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama yang membutuhkan sikap proaktif untuk saling menjaga kesatuan dan persatuan. “Adalah penting sekali bagi kita untuk saling menjaga kerukunan antarumat beragama,” kata Andi yang sering bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh agama du Indonesia maupun tokoh nasional lintas etnis untuk memupuk kesatuan dan persatuan NKRI.
Andi Hakim menekankan kepada seluruh umat yang merayakan Imlek agar mempedulikan masyarakat sekitar. Sebaliknya, masyarakat luas juga bertoleransi memberikan ruang gerak kepada umat yang merayakan rangkaian ‘sin chia’ mulai dari perayaan Imlek sampai penutupan ‘Cap Go Meh’.
Di luar kesibukannya yang padat, Andi selaku tokoh nasional dan Ketum DPP MTI masih terus berjuang agar Tao diakui sebagai salah satu agama di Indonesia. ■ RED/JOKO/GOES