JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Fleksibelitas dalam pergaulan dengan sesama seniman, tak hanya menjadikan sosok Joko Dewo terus eksis di dunia profesi yang dilakoni selama ini. Lebih dari itu, ia juga mampu menjaga kualitas, tentu dalam setiap keterlibatannya baik di dunia seni peran maupun panggung lawak (komedi-red).
“Sebab, bagi saya terjun jadi seniman itu, ya harus berani total. Tekadnya semata-mata demi pengabdian, karena bakal dinilai langsung oleh masyarakat luas,” celuknya dalam bincang-bincang santai dengan POSBERITAKOTA.
Pria kelahiran Semarang (Jateng) satu ini, tercatat sejak era 90-an, sudah merambah ke Jakarta. Baik itu sebagai pelawak, seniman tradisional berbagai bidang maupun merambah dunia akting serta jadi model iklan.
Salah satu bayangan masyarakat untuk cepat mengingat dan mengenalnya, ketika Joko Dewo menjadi model iklan dengan peran sebagai guru dan harus mempromosikan minuman merk Teh Botol Sosro. Termasuk saat dirinya ikut main dalam penayangan program awal ‘Komedi Tengah Malam’ (KTM’.
Dalam penampilan panggung lawak bersama Srimulat atau berkolaborasi dengan seangkatannya seperti Tukul Arwana, malah bisa sering terlihat dilayar televisi. Selebihnya, Joko Dewo juga laris ikut main dalam produksi sinetron.
“Saya marasakan semua itu sebagai bagian dari proses berkesenian. Jadi MC panggung atau acara spesial kalangan pejabat pun, saya sering diminta,” tegas Joko Dewo, seusai tampil di acara HUT ke-80 H Harmoko, tokoh pers nasional dan mantan menteri di zaman Orde Baru, di Jakarta Theatre, Sabtu (9/2).
Namun saat ditanya soal ekspetasi di dunia karir, Joko Dewo mengaku tak terlalu muluk-muluk. “Bagi saya, bisa melakoni jadi seniman sejati, itu sudah merupakan kebahagiaan tersendiri. Nah, kalau soal materi dan popularitas, pasti akan datang pula dengan sendirinya,” pungkasnya. ■ RED/GOES