JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Regenerasi kehidupan malam di Ibukota tak akan pernah mati alias berhenti. Setiap saat selalu dipenuhi wanita muda dan bahkan masih ABG (anak baru gede). Mereka boleh jadi ‘korban’ dari kehidupan rumahtangga tak harmonis atau salah gaul.
Investigasi POSBERITAKOTA mampu menelusuri hampir semua tempat hiburan yang ada. Bahkan dari tahun ke tahun, mengamati bagaimana sepakterjang kehidupan malam di Ibukota. Bukan hanya berpusat di kawasan Mangga Besar (Mabes) Kota, Jakarta Barat. Hampir di empat wilayah lain, geliatnya juga sama.
Kawasan Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat – nyaris tak bisa lepas dari perempuan malam yang justru mencari penghidupan di situ. Mereka bisa secara formal bekerja di satu tempat hiburan, namun selepas itu bisa ‘nyambi’ melakukan transaksi seksual alias ‘jual diri’.
Kenapa mereka bisa begitu? Salah satu alasan karena terdesak kebutuhan hidup. Pola pikir gampang mendapatkan uang, apalagi jika hidup di Jakarta, itulah yang mendorong mereka berani melakukan apa saja. Terlebih lagi apabila jika sudah bersentuhan dengan Narkoba.
Tempat hiburan ‘X’ di kawasan Jembatan Lima, Jakarta Utara, justru dipenuhi kalangan ABG. Mereka berkedok sebagai pemandu karaoke atau LC, namun setiap saat bisa diajak kencan oleh tamu. Tarifnya? Tergolong murah, cuma Rp 300 – 400 ribu, jika mau memenuhi syahwat lelaki hidung belang.
Kondisi itu juga melanda tempat hiburan di kawasan Jakarta Selatan. Hanya saja untuk tarif kencan agak lebih tinggi sedikit, bisa mencapai Rp 500 ribu/shoortime. Silakan jajaki untuk di sejumlah rumah karaoke. Peremuan muda atau ABG, malah banyak didatangkan dari berbagai daerah di Pulau Jawa.
Kawasan Jakarta Utara, justru banyak didominasi pub malam, live dangdut dan massage (rumah pijat-red). Lagi-lagi, mereka cuma memanfaatkan sarana tempat hiburan, agar bisa mendapatkan tamu alias teman kencan.
Tempat hiburan di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur, sama saja. Cuma jadi sarana atau tempat kumpul, perempuan cantik dan seksi serta ABG, agar mendapatkan penghasilan lewat cara-cara ilegal yakni praktek prostitusi.
Pemandangan adanya ratusan perempuan malam atau ABG pencari kenikmatan seks, bisa dikentarai di sebuah diskotek X di kawasan Mangga Besar atau Kota. Mereka pada akhirnya harus terjerembab ke dunia Narkoba.
Sebab, seks dan Narkoba, saat ini sudah bisa disebut ‘setali tiga uang’. Di mana ada Narkoba, di situ ada seks. Begitu sebaliknya. Jadi, jelas sulit dibasmi, apabila tidak ada ketegasan dari aparat yang berwenang menerapkan aturan. ■ RED/MR BOY