BEKASI (POSBERITAKOTA) –
Setelah terpilih menjadi ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Barat, KH Ahmad Sidik SH I dan pengurus lainnya mengadakan pertemuan dengan Walikota Bekasi DR H Rachmat Efendi.
Namun pada acara silaturahmi di rumah ketua di bilangan Jalan H Umar, Cikunir, Bekasi, Selasa (26/2) ini, walikota berhalangan hadir dan diwakili Kesbang Pol Kota Bekasi KH DR Abdillah. Ia menyampaikan pesan walikota yang pada intinya mengucapkan selamat atas terpilihnya secara aklamasi KH Ahamad Sidik sebagai ketua DMI Provinsi Jawa Barat.
“Baik secara pribadi maupun unsur Pemerintah Kota Bekasi, Bapak Walikota mengucapkan selamat atas terpilihnya KH Ahmad Sidik, sebagai Ketua DMI Provinsi Jawa Barat,” ucap Abdillah sebagaimana yang ditirukan KH.Muhammad Sodik, Ketua DMI PC Kecamatan Bekasi Selatan yang hadir dalam acara tersebut.
Kepada POSBERITAKOTA, Muhammad Sodik yang juga wakil Rois Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Bekasi Selatan, ini menambahkan walikota juga menyebutkan kalau masjid di Kota Bekasi yang terdaftar ada sebanyak 1630. Selain itu Kota Bekasi adalah Kota Patriot yang merupakan miniatur Indonesia.
“Saya tahu kalau ketua terpilih selogannya ‘Pantang Pulang Untuk Menang’,” tambah Muhammad Sodik masih mengutip ucapan Abdillah.
Sementara itu dihadapan para perwakilan pengurus DMI Jabar diantaranya dari
Subang, Sumedang, Bogor, Kuningan, Depok, Sukabumi, Tasikmalaya, Purwakarta dan Cianjur, perwakilan DMI Pusat KH DR RH Maulani juga mengucapkan hal yang sama.
“Pesan dari Ketua DMI Pusat, Bapak Yusuf Kala yakni minta agar DMI Jawa Barat untuk selalu menjaga keadilan, silaturahmi dan galang Potensi Ummat. DMI Jawa Barat harus bangkit memakmurkan masjid dan jamaahnya,” ucapnya.
Sebelum KH Mir’an Syamsuri menutup doa dan dilanjutkan
ramah tamah, Ahmad Sidik, sempat mengucapkan terimakasih atas dukungan tim suksesnya dan mengajak berjabat tangan untuk membangkitkan DMI PW Jawa Barat.
Sedang Muhammad Sodik usai acara berharap pengurus masjid dapat memahami ilmu manajemen dan menguasai teknologi. Untuk itu sudah seharusnya pengurus masjid aktif sebagai organisatoris. Sebab tanpa manajemen yang modern, masjid tidak akan berjalan dengan baik dan sempurna.
“Manajemen masjid yang baik adalah harus ada teori perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Selain itu masjid juga harus menjadi tempat pemberdayaan ekonomi ummat agar dapat meningkatkan ekonomi,” ucapnya.
Pada prinsipnya, ia juga menekankan kalau masjid harus menjadi tempat pemberdayaan ekonomi ummat. Dan yang terpenting juga soal pengurusan DMI yang perlu adanya keseriusan kerja sama, mulai dari pengurus tingkat kecamatan, agar bersama-sama dapat memajukan manajemen kepengurusan. ■ RED/BUDHI/GOES