JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Praktisi AKBP MD Shodiq meluncurkan buku tentang penanganan terorisme. Buku berjudul ‘Paradigma Deradikalisasi Dalam Perspektif Hukum’ ini dibedah oleh sejumlah pakar di Gedung Pascasarjana Universitas Indonesia, Kamis (28/2).
Sedangkan beberapa pakar yang turut hadir di acara tersebut antara lain Hakim Agung Gayus Lumbuun, Dosen Kajian Terorisme UI Asep Usman Ismail dan kriminolog UI Mohammad Mustofa.
Tebalnya buku yang mencapai 231 halaman ini menarik perhatian Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Bahkan dalam prolognya, Tito secara garis besar memuji dan mengapresiasi buku ini.
Shodiq yang bergelut di dunia penanganan terorisme selama 20 tahun ini mengatakan, buku ini melalui kajian maupun penelitian. Baik secara empiris dan deduktif. “Atas inisiatis Civitas Akademika UI minta dibedah buku ini,” tuturnya.
Ditambahkan Shodiq bahwa inspirasi membuat buku yang diterbitkan Pustaka Haraka Tuna ini, karena ada problematika dalam penegakan hukum teroris. Antara lain pendekatan hard approach yang kerap dilakukan sehingga tak jarang memicu kontroversi.
“Karenanya sampai 2010 Pepres tentang BNPT tetap teroris masih masif pergerakannya. Jadi, saya berprinsip mencegah lebih bagus,” terang Shodiq lagi seraya menyebut cara yang pas adalah dengan program deradikalisasi yang soft approach.
Menurut dia lagi bahwa pendekatan inilah yang kemudian berdampak pada penanganan terorisme. Nah, penelitian yang saat ini, terus terang ada buku tersebut.
Terkait poin-poin yang ada di dalam buku tersebut, lanjut Shodiq lagi, yakni soal tawaran kepada pemangku kepentingan model ideal deradikalisasi yang benar. Seperti dimulai dari proses penyidikan, penuntutan hingga peradilan dan pasca peradilan.
“Nanti pada saat kembali ke masyarakat, harus kita edukasi terus. Setelah kembali ke masyarakat, ada pendekatan kewirausahawan,” ungkap Shodiq yang yakin kalau buku yang ditulisnya itu, bermanfaat bagi masyarakat dan kalangan mahasiswa.
“Dari buku ini, bisa menambah ilmu dalam penanganan terorisme yang baik seperti apa. Sekarang sudah bagus, cuman belum menyentuh substansinya. Yakni merubah mindset pelaku terorisme. Namun, aplikasi deradikalisasi belum maksimal,” tegas pria yang menjabat sebagai Kasubdit Identifikasi dan Sosialisasi Densus 88 ini.
Tak cuma itu saja. Shodiq berharap kalau bukunya itu, bisa menjadi rujukan bagi penegakan hukum agat bermanfaat. “Makanya tadi Prof Gayus menyampaikan, selama saya di Komisi III DPR ingin mendapatkan buku seperti ini,” Shodiq mengakhiri. ■ RED/SDON/GOES