SURABAYA (POSBERITAKOTA) – Melimpahnya panen kali ini diikuti dengan cuaca yang kurang bersahabat. Curah hujan yang tinggi diikuti juga dengan angin kencang. Akibatnya, selain di sejumlah tempat lahan persawahan siap panen terendam air. Di sisi lain juga banyak padi yang ambruk akibat angin kencang. Imbasnya harga jual gabah anjlok.
Kondisi itu membuat anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Afwan Maksum, prihatin. Makanya, ia pun berharap ada solusi dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa untuk mengintervensi agar harga gabah tidak semakin merosot. Karena itu, pihaknya meminta Khofifah mengaktifkan sistem resi gudang (SRG) dengan menginstruksikan Dinas Pertanian sebagai OPD teknis.
“Saya meminta Khofifah sebagai gubernur menjalankan sistem resi gudang sesuai Perda No. 14 Tahun 2013. Langkah ini bisa menyelamatkan petani dari kemerosotan harga pada saat panen raya seperti saat ini. Dengan begitu keberadaan pemprov bisa dirasakan petani,” ujar Afwan, Selasa (26/3).
Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim satu ini, mengungkapkan dengan SRG petani mendapat harga jual gabah yang ideal dari pembelian yang dilakukan oleh pemprov. Sebaliknya, pemerintah juga bisa mengendalikan harga gabah. Bahkan bisa mendapat keuntungan dengan menjual harga gabah ke pasaran saat harganya tinggi.
Afwan menjelaskan, dengan pemberlakuan SRG ini nasib petani akan lebih terjamin ketika masa panen tiba. Apalagi saat kondisi panen raya dan cuaca ekstrem seperti saat ini. Dengan begitu, petani bisa terhindar dari kerugian akibat minimnya harga jual gabah dibanding biaya produksi yang dikeluarkan.
“Dengan pemberlakuan SRG baik petani maupun pemerintah akan sama-sama diuntungkan. Terpenting pemerintah bisa menghindarkan petani dari kerugiaan. Nasib petani akan lebih terjamin,” imbuh pria berkaca mata ini.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (Usakti) Jakarta itu mengungkapkan, saat ini harga gabah sudah pada titik nadir yakni Rp 3400/kilo. Padahal awal tahun harganya masih Rp 5000/kilo. Fakta itu ia temukan di Kabupaten Tuban yang merupakan daerah pemilihannya. Dirinya yakin kondisi yang sama juga terjadi secara umum di wilayah lain di Jawa Timur.
Saat ini harga gabah yang dirontokan secara manual Rp3800/kilo. Sedangkan, jika dipanen menggunakan mesin blower kisaran harga Rp 4000/kolo dan bila menggunakan Combi Rp 4500/kilo.
“Itu harga gabah yang tidak rubuh, kalau rubuh makin anjlok lagi. Karena kualitasnya menurun,” imbuh menantu politsi senior PDI Perjuangan, Emir Moeis ini.
Lebih lanjut ia menambahkan, pada musim panen saat ini kulitas gabah sangat bagus dalam satu hektar dapat menghasilkan beras sebanyak 8 ton. Akan tetapi, karena musim hujan dan angin kencang yang terus tejadi akhir-akhir ini mengakibatkan banyak padi yang waktunya panen rubuh.
“Musim panen kali ini kualitas gabah sangat bagus, tapi karena hujan banyak yang rubuh,” pungkas dia. ■ RED/DAY/GOES