BEKASI (POSBERITAKOTA) – Orangtua murid selalu berkeinginan anaknya disekolahkan di SMA negeri. Rata rata orangtua punya pertimbangan sekolah negeri agar biaya sekolah terjangkau. Realitanya setelah anaknya masuk negeri, khususnya untuk orangtua ekonomi menengah ke bawah dipusingkan biaya SMAN yang juga mahal.
Dari penelusuran di lapangan, ditemukan fakta bahwa biaya SMAN/SMKN di Kota/Kab Bekasi cukup mahal berkisar Rp 3 hingga Rp 5 juta. Uang tersebut harus dibayar lunas seperti uang seragam berkisar Rp 800 ribu – Rp 1, 3 juta, uang buku Rp 800 ribu hingga Rp 1, 3 juta. Uang SPP bulanan berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.
Sementara itu iuran yang bisa dicicil secara bertahap seperti, uang sumbangan awal tahun (SAT) Rp 2 hingga Rp 3 juta, untuk SMKN lebih mahal karena harus bayar uang praktek, laboratorium dan praktek kerja lapangan.
Hal yang tak jauh berbeda dengan di Kabupaten Bekasi. Bahkan siswa susulan yang diluar PPDB online dipungut uang bangku berkisar Rp 1 hingga Rp 2, 5 juta.
Sartika, warga Kavling RT 04/01 Karangsatria, Tambun Utara yang anaknya menjadi murid baru di salah satu SMAN di Kota Bekasi yang mengaku suaminya kerja serabutan cukup berat untuk membayar iuran sekolah.
“Saya harus pinjam kesana- kemari dan menggadaikan sertifikat rumah. Itu hanya untuk menutup biaya awal sekolah. Sementara uang SAT bisa dicicil,” jelasnya.
Pemerhati Pelayanan Publik Bekasi, Didit Susilo, menegaskan bahwa sebelum dikelola provinsi 3 tahun lalu, Pemkot Bekasi mampu menggratiskan wajib belajar 12 tahun hingga tingkat SMA. Begitu diambil provinsi, ternyata biaya sekolah masih dibebankan ke orangtua murid. “Pemprov Jabar sudah berjanji dan merencanakan gratis tingkat SMA pada tahun depan 2020. Saat ini, rencana tersebut sedang digodok di Badan Anggaran DPRD Jabar untuk tahun anggaran/tahun pelajaran 2020,” ujarnya.
Menurut Didit lebih lanjut bahwa beberapa pemerintah daerah provinsi sudah menggratiskan biaya pendidikan tingkat SMA. Baik itu DKI Jakarta, Jawa Timur dan akan menyusul Jawa Barat. ■ RED/DI2T/GOES