JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemen Perin) Ngakan Timur Antara mengatakan untuk meningkatkan motivasi berinovasi bagi institusi litbang, pihaknya telah melakukan kegiatan Litbang Unggulan dengan tujuan mendapatkan hasil litbang terbaik.
“Tujuan umumnya adalah meningkatkan nilai tambah bagi komoditi domestik dan mengurangi ketergantungan pada produk impor,” ujarnya di Jakarta, Rabu (7/8).
Penyelenggaraan Litbang Unggulan tahun ini, telah terpilih enam hasil litbang terbaik yang sesuai dengan tujuan tersebut, yaitu pertama, Balai Riset dan Standardisasi (Baristand) Industri Medan dengan judul ‘Rekayasa dan Rancang Bangun Heavy Duty Coupling Produk Industri Kecil Menengah untuk Pabrik Kelapa Sawit’.
Guna meningkatkan efisiensi produksi dan menekan nilai import pada komponen mesin yang digunakan oleh PKS di Indonesia. Saat ini, industri kelapa sawit nasional masih mengandalkan produk impor dalam pengadaan beberapa komponen alat prosesnya, salah satunya yaitu Heavy Duty Coupling.
Kedua, Balai Besar Kerajinan dan Batik dengan mendapatkan 2 hasil litbang terbaik, yaitu “Perancangan Aplikasi Pembeda Produk Batik dan Tiruan Batik menggunakan Tensor Flow, Batik Analyzer’.
“Sebuah aplikasi yang mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI), berupa machine learning dimana sistem dapat dilatih untuk membedakan produk batik dan produk tiruan batik,” jelas Ngakan.
Judul lainnya atau yang ketiga: ‘Limbah Kulit Buah Kakao Untuk Pewarna Batik’. “Limbah kulit buah kakao yang selama ini belum banyak dimanfaatkan dapat menjadi produk yang lebih bernilai untuk keperluan bahan pewarna alami batik,” tambahnya.
Keempat, Balai Besar Kimia Kemasan dengan judul ‘Antioksidan dan Wound Healing dari Ekstraksi Spirulina sp sebagai Bahan Sediaan Kosmetik’. “Berdasarkan analisa dari percobaan ekstraksi yang dilakukan, menunjukkan antioksidan tersebut berpotensi digunakan sebagai bahan untuk mempercepat penyembuhan luka (wound healing) dengan meningkatkan pertumbuhan sel sehingga regenerasi sel pada kulit yang mengalami kerusakan akan tumbuh lebih cepat,” papar Ngakan.
Kelima, Balai Besar Pulp dan Kertas dengan judul ‘Furfural dari Proses Pembuatan Pulp. “Cairan prehydrolized liquor (PHL) yang dihasilkan pada industri dissolving pulp masih banyak mengandung hemiselulosa dan belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini memanfaatkan cairan PHL untuk mendapatkan furfural yang dapat menjadi bahan baku industri farmasi yang selama ini hanya didapatkan dari impor,” jelas Ngakan.
Keenam, Balai Besar Tekstil dengan judul ‘Xanthan Gum dari Xanthomonas Campestris Sebagai Pengental Untuk Aplikasi Proses Pencapan Tekstil’. “Selama ini pengental yang umum digunakan pada proses pencapan tekstil adalah sodium alginate. Bahan tersebut digantikan dengan Xanthan Gum dengan media ampas tahu yang memiliki hasil kualitas printing warna yang lebih baik,” bebernya.
Ngakan juga menambahkan bahwa melalui penghargaan ini, diharapkan dapat memotivasi para inventor lain untuk terus berkarya dan menumbuhkan semangat nasionalisme. “Demi kemajuan dunia industri kita,” pungkasnya. ■ RED/JOKO S/G