SOLO (POSBERITAKOTA) – Prestasi membanggakan baru saja disabet Naila Novaranti. Pasalnya, atlet yang juga dikenal sebagai pelatih terjun payung, mengaku tersanjung karena mendapat penghargaan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Penghargaan itu sebagai ikon nusantara yang dinilai telah berkontribusi penuh dalam mengamalkan dan menyelaraskan kehidupan dengan ideologis Pancasila, terutama di bidang olahraga.
“Yang pasti, ini benar-benar surprise buat saya. Apalagi mendapat kejutan menerima penghargaan sebagai salah satu ikon Pancasila 2019, khususnya di bidang yang saya geluti, yakni olahraga ekstrim skydiving,” tutur Naila Novaranti seusai menerima penghargaan di Tjolo Madu, Solo, Jawa Tengah, Selasa (20/8) kemarin.
Menurut Naila bahwa olahraga sky diving adalah si penerjun yang lompat dari pesawat tapi tak langsung membuka parasut, melainkan melakukan atraksi akrobat di angkasa di atas ketinggian 25 ribu kaki sekitar satu menit sebelum waktunya untuk membuka parasut yang memiliki risiko tinggi.
“Boleh jadi dari sinilah saya bisa meraih penghargaan ini. Meski saya juga pernah mengalami patah tulang di bagian tangan dan kaki yang membuat harus vakum selama enam bulan untuk memulihkan kondisi. Tapi, saya tidak pernah kapok, karena keseruan dan keasyikan terjun skydiving itu, ternyata bisa mengalahkan rasa takut saya,” beber Naila.
Diakui ibu dari 3 anak yang bersuamikan seorang tentara Inggris, Christoper David, dirinya tak pernah membayangkan akan menjadi perempuan satu-satunya dari Indonesia yang menjadi atlet skydiving dunia dan pernah menorehkan aksi terjun payungnya di atas Mount Everest pada 2018 lalu.
“Jadi, menerima penghargaan ini, bagi saya tambah bersyukur kepada Tuhan. Lantaran jam terbang yang cukup tinggi, membuat saya dipercaya menjadi pelatih terjung payung ekstrim (skydiving) di 46 negara, termasuk jadi pelatih di institusi militer Indonesia,” ungkap Naila seraya menambahkan bahwa dirinya tetap setia sebagai warga negara Indonesia, meski karena keluarganya tinggal di luar negeri membuat dirinya sering wira-wiri , Indonesia, Inggris dan Amerika Serikat.
Dengan penyematan gelar penghargaan sebagai ikon Pancasila, wanita yang pernah menjadi sekretaris di perusahaan minyak dan karyawan di perusahaan parasut di Amerika Serikat ini, mengaku sangat termotivasi untuk mengejar sebagai yang terbaik di kejuaraan dunia skydiving.
“Yang jelas, penghargaan juga memacu saya agar terus berprestasi,apalagi tiap bulan ada kejuaraan terus dan nanti finalnya di world competition di Amerika Serikat akhir tahun 2019 ini. Mohon doanya agar selalu lancar dan sukses,” harap Naila lagi sambil melontarkan senyum.
Penghargaan Apresiasi Prestasi Pancasila 2019 menetapkan 74 Ikon yang dibagi menjadi empat kategori. Pertama kategori, sains dan inovasi. Kedua untuk bidang olahraga. Ketiga di bidang seni budaya dan kreatif. Keempat adalah bidang sosial entrepreneur. Kesemua diseleksi secara ketat. ■ RED/GOES