JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Bulan suci Ramadhan 1441 H segera tiba. Tak lebih dari tiga pekan ke depan atau tepatnya pada 24 April mendatang, umat Islam dari seluruh dunia atau khususnya di Tanah Air, sudah harus menjalani puasa wajib. Selama sebulan penuh untuk mendapatkan rahmat dan hidayah, kemudian di Hari Raya Idhul Fitri bisa lebur dari segala dosa.
Ada rasa pesimis dan optimis di dalam masyarakat, manakala jelang masuknya bulan suci Ramadhan 1441 H kali ini, umat Islam masih dihadapkan oleh fenomena virus sangat membahayakan dan mematikan. Apa itu? Yakni merebaknya virus Corona alias Covid-19 yang belum tuntas hilang.
Banyak silang pendapat yang mencuat dari berbagai kalangan. Bahkan sampai muncul sudut pandang dari konteks sosial kemasyarakatan, kacamata keagamaan, dunia kesehatan maupun subjektifitas analisa yang dikait-kaitan dengan usia bumi yang sudah semakin tua.
“Kami umat Islam di Indonesia, ingin melihat dari sudut pandang atau kacamata analisa yang positif saja. Insya Allah, wabah virus Corona segera berakhir, sebelum kita memasuki bulan suci Ramadhan,” ucap Karso, warga Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Menurut pria yang dikenal sebagai pekerja di sektor informal tersebut, semoga Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa menemukan jalan keluar. Maksudnya, warga atau masyarakat di Ibukota, bisa dibuat tenang di dalam menghadapi wabah virus Corona (Covid-19) tersebut.
Iyus, warga Cibubur (Jakarta Timur), justru mengaku optimis kalau virus membahayakan tersebut segera hilang dan berlalu sebelum bulan suci Ramadhan tiba. Kesemua itu sangat diyakini tak lepas dari kuasa dari Allah SWT. Virus tersebut ada dan hadir, jelas tidak muncul dengan sendirinya.
“Pasti, ada hikmah besar dibalik fenomena tersebut. Jika sekarang warga atau masyarakat merasa takut atau panik, jelas nggak lepas dari faktor keimanan yang dimiliki. Percayalah pada Allah SWT, wabah virus Corona, bakal segera berlalu,” tutur dia lagi.
Sementara itu warga Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) RW 025 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, menyikapi dengan tenang. Bahkan semakin meningkatkan keimanan dengan tetap menjalani sholat fardhu 5 waktu. Namun untuk sholat Jumat berjamaah, malah ditiadakan, karena harus mengikuti fatwa ulama dan himbauan Pemerintah.
Sedangkan khusus sholat fardhu 5 waktu, shaff para jamaah diberi jarak sekitar satu meter. Selain itu untuk Masjid Jami Al-Ikhlas, selalu dibersihkan secara berkala, setiap paginya. Para pengurus DKM, jamaah serta remajanya – terlihat bahu-membahu dengan melakukan kerja bakti membersihkan masjid. ■ RED/ALDI/RIO/AYID/GOES