JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) AA LaNyalla Mahmud Mattaliti, seperti dalam video pendek ‘Berkah Ramadan’ episode ke-10, mengingatkan agar kita semua di dalam kehidupan ini harus bisa menselaraskan antara kepentingan dunia dan akhirat.
“Sebagai manusia, apalagi khususnya umat Islam, kita dituntut mengisi waktu untuk lebih bertawazul. Atau, setidaknya seimbang antara beribadah dengan bekerja, berdagang atau apapun kegiatan di dunia,” papar LaNyalla, Minggu (3/5/2020).
Ditambahkan dia bahwa kepentingan duniawi akan selaras dengan kepentingan akhirat. Begitu juga dengan kesuksesan seseorang, menurut LaNyala lagi, juga harus digapai dengan cara menselaraskan dua hal tersebut. Apa itu? Yakni antara usaha atau ikhtiar dengan Doa.
“Sukses tidak akan datang bagi mereka yang hanya menunggu. Namun, kesuksesan justru bakal tercapai, jika kita memperjuangkan dan berusaha menggapainya,” ucapnya.
Mengutip pernyataan Ibnu Amr, kata LaNyalla, kita semua diingatkan agar akhirat juga tetap menjadi prioritas dalam mengarungi kehidupan. Sebab, bila Allah SWT telah berkehendak, ajal dapat menghampiri siapa saja tanpa mengenal umur, waktu, te dan lain-lain.
“Gemerlap dunia kerap menyilaukan mata dan menggoda hasrat manusia. Tak sedikit dari mereka yang berlomba-lomba dalam menggapai kebahagiaan dunia tanpa pernah mengingat bahwa ada akhirat menanti. Berusahalah untuk duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya. Dan berusahalah untuk akhiratmu seakan-akan kau akan mati besok,” tuturnya.
Dalam pandangannya bahwa Islam bukan hanya agama yang mengurus ibadah bersifat maghdhah, seperti halnya ibadah shalat, zakat dan puasa. Tetapi, Islam juga mempunyai bentuk ibadah yang bersifat umum, seperti bekerja, menafkahi keluarga. Jika dilakukan karena mengharap ridho-NYA, maka akan melahirkan pahala dan berkah tersendiri.
Tentang keseimbangan akhirat dan dunia, juga pernah diajarkan Rasulullah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anasra. “Bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan urusan dunia, karena mengejar urusan akhirat. Bukan pula orang yang terbaik orang yang meninggalkan akhiratnya, karena mengejar urusan dunianya. Kenapa? Karena, ia memperoleh kedua-duanya. Dunia itu adalah perantara yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain.”
Hadist di atas menjelaskan tentang kehidupan manusia yang seharusnya, yakni kehidupan yang berimbang. Kehidupan dunia harus diperhatikan disamping kehidupan di akhirat.
Terlebih lagi, karena Islam itu tidak memandang baik terhadap orang yang hanya mengutamakan urusan dunia saja, tapi urusan akhirat dilupakan. Sebaliknya Islam juga tidak mengajarkan umat manusia untuk konsentrasi hanya pada urusan akhirat saja sehingga melupakan kehidupan dunia.
Dunia adalah sarana yang akan mengantarkan ke akhirat. Kita hidup didunia memerlukan harta benda untuk memenuhi hajatnya, manusia perlu makan, munum, pakaian, tempat tinggal, berkeluarga dan sebagainya, semua ini harus kita cari dan kita usahakan.
Untuk itu, umat Islam tidak boleh bermalas-malasan, apalagi malas bekerja untuk mencari nafkah, sehingga mengharapkan belas kasihan orang lain untuk menutupi keperluan hidup sehari-hari. ■ RED/YDI/AGUS SANTOSA