Ketua DPP LDII, PRASETYO SUNARYO Sebut Pandemi COVID-19 Terkait Ketahanan Pangan & Kemandirian Nasional

JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Pandemi virus COVID-19 saat ini memicu pertanyaan besar, sejauh mana ketahanan dan kemandirian nasional terkait dengan pangan. Pasalnya, ketahanan pangan nasional saat ini, masih bergantung dengan manajemen impor pangan. Akibatnya, petani kerap terpukul ketika masa panen bersamaan dengan saat impor pangan.

Hal tersebut di atas diungkapkan Ketua DPP LDII, Prasetyo Sunaryo. Menurut dia untuk mewujudkan ketahanan pangan, maka sangat bergantung dari pemerintah sebagai regulator dan petani di sisi lain yang selalu kreatif dan inovatif untuk meningkatkan produksi pertanian.

“Persoalannya, terkadang sebagai regulator, Pemerintah dalam beberapa kasus terlalu birokratis yang menyebabkan kreativitas dan inovasi petani menjadi mampet. Padahal petani harusnya menjadi subjek, namun dalam beberapa hal saat mereka membuat bibit padi atau pupuk justru berurusan dengan birokrasi bahkan hukum. Petani kita sayangnya harus menghadapi kegenitan akademik,” ucap Prasetyo dalam konferensi pers bertema Mengantisipasi Potensi Kelangkaan Pangan di Era Pandemi Covid-19 di Sekretariat DPP LDII kawasan Senayan, Rabu (20/5/2020).

Ditambahkan Prasetyo bahwa proteksi dari negara terhadap nasib petaninya, sangatlah penting. Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, hingga Cina, sangat memproteksi para petani mereka. Memberi subsidi yang besar, sehingga panen melimpah dan tentu saja, hasil panennya bisa bersaing untuk ekspor.

“Sementara itu, subsidi dan perlindungan Pemerintah terhadap petani kita belum optimal. Di pedesaan masih marak praktik-praktik ijon, yang memiskinkan petani. Kenaikan harga hanya sangat menguntungkan tengkulak, belum dirasakan mampu meningkatkan tingkat kesejahteraan petani. Ya anak-anak petani tidak berminat lagi jadi petani bila kondisi tak juga membaik,” kata dia lagi.

Prasetyo juga mengingatkan bahwa ketahanan pangan sangat strategis dalam geoekonomi dan geopolitik. Pangan bisa menjadi alat diplomasi di masa depan, selain air dan energi. Dan, saat Pandemi COVID-19 ini, negara-negara cenderung untuk mengamankan stok pangannya. Sehingga akan membatasi ekspor ke negara lain.

“Di sinilah pentingnya merangkul dan memberdayakan petani kita. Sebab, membuat mereka menjadi subjek, dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan kita. Bila tidak memiliki ketahanan pangan dan energi maka akan membuat bangsa ini lemah,” pungkasnya. ■ RED/RIHADIN/GOES

Related posts

Libur Panjang & Cuti Bersama, DIPREDIKSI SEJUTA KENDARAAN Bakal Meninggalkan Jabodetabek

Suhu Sepekan Terakhir 37,8°C, BMKG Beri Info & Pastikan Indonesia Justru Tidak Diterjang Gelombang Panas

Arab Saudi Keluarkan Fatwa, MENAG & DPR RI Setuju Jamaah Haji Indonesia Harus Gunakan Visa Resmi