JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Hampir sepekan belakangan ini, dunia politik digegerkan oleh issue seksi adanya rencana ‘kudeta’ di tubuh Partai Demokrat (PD). Bahkan menyebut-nyebut lingkaran Istana, merujuk pada sosok Kepala Staf Kepresidenan yakni Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, diproyeksikan untuk menggantikan Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY bereaksi dan meminta klarifikasi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sementara di lingkaran DPP PD dan sejumlah mantan pengurus berpolemik masing-masing untuk mancari kebenaran. Ujung-ujungnya baru diketahui, kalau wacana digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) yang debatebel, terus menyeruak ke permukaan.
Menyikapi hal itu, politisi Partai Golkar Camelia Panduwinata Lubis SE M.Ikom meminta agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) janganlah terlalu cemas dengan issue ‘kudeta’ kepemimpinannya melalui Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat.
Menurut Camelia justru melalui momentum (KLB) tersebut bisa jadi ajang pembuktian bagi
AHY untuk menunjukan kepada publik bahwa dirinya memang sosok pemimpin yang mendengar aspirasi dari para kadernya.
“Kalau saya menilai, kenapa AHY harus takut? Seharusnya lewat KLB Partai Demokrat, bisa menjadi ajang pembuktian kepada publik bahwa AHY adalah seorang demokrat,” tutur Camelia kepada POSBERITAKOTA, Jumat (5/2/2021).
Dalam pandangan Camelia yang juga dikenal sebagai artis penyanyi tersebut, jika memang kader Partai Demokrat solid, tentunya KLB tak akan mampu melengserkan dirinya dari kursi ketua umum (Ketum).
“Seyogyanya, ya tunjukkan saja kepada publik, kalau AHY memang layak menjadi nahkoda. Ketum Partai Demokrat AHY, Ketua Dewan Pembina SBY adalah ayah AHY, Wakil Ketua Umum-nya adiknya sendiri, yakni Ibas. Lantas kenapa harus takut?” Begitu tegas Camelia, lagi.
Disarankan, sebaiknya AHY fokus membesarkan Partai Demokrat. Tentu saja dengan cara meminta petunjuk dari para senior atau para pendiri Partai Demokrat dan fokus untuk menggelar KLB jika perlu. “Yang perlu dicatat oleh AHY juga, tidak perlu lempar bola panas yang dapat mengkerdilkan AHY sendiri dan nama besar ayahnya,” ungkap dia.
Camelia juga mengatakan dengan cara menuding mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko terlibat dalam rencana ‘kudeta’ Partai Demokrat, itu sama dengan halnya menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. ■ RED/GOES