PDIP Terbilang Jeblok, PARTAI UMMAT & DEMOKRAT Malah Naik Elektabilitas di Mata Masyarakat

POSBERITAKOTA (JAKARTA) – Itung-itungan elektabilitas partai politik (Parpol) sudah mulai dikutak-katik oleh lembaga survei. Meski kadang ada benarnya, tapi tidak sedikit pula yang hasilnya jauh dari harapan. Akurasi dan metode survei justru paling kerap dipertanyakan, termasuk kualitas lembaga survei itu sendiri.

Seperti yang diamati dalam kurun waktu 4 bulan belakangan, elektabilitas Parpol justru bergerak dinamis. Contohnya PDIP yang masih tetap unggul, namun elektabilitasnya melorot alias jeblok. Berbeda dengan Demokrat yang elektabilitasnya lagi naik. Sementara dua Parpol lain, yakni PKS dan PSI, juga sedang meroket naik elektabilitasnya.

“Partai Demokrat jelas lagi melesat, terus PDIP jeblok. Sedangkan PKS dan PSI malah meningkat tajam,” urai Andreas Nuryono selaku Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting dalam siaran persnya yang dikirim ke media, Senin (8/2/2021).

Dibeberkan Andreas bahwa elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) sebelumnya naik dari 29,3 persen pada survei bulan Juni 2020 menjadi 31,4 persen pada survei bulan Oktober 2020. Namun dalam survei terakhir, elektabilitasnya merosot sampai 23,1 persen.

Sedangkan Partai Demokrat sebelumnya turun dari 3,8 persen (Juni 2020) menjadi 3,2 persen (Oktober 2020). Pada survei terakhir, elektabilitasnya meroket menjadi 8,2 persen, membuat posisi Demokrat berada di empat besar.

“Adanya pengungkapan kasus korupsi bantuan sosial penanganan COVID-19 yang melibatkan menteri dan sejumlah politisi asal PDIP, membuat citra Parpol penguasa ini melorot tajam,” tambah Andreas.

Untuk Parpol-Parpol oposisi, khususnya Demokrat, cukup berhasil memanfaatkan kemerosotan dukungan terhadap PDIP. “Jadi, naiknya isu kudeta terhadap kepemimpinan Demokrat bisa jadi upaya untuk terus mendulang elektabilitas,” terang dia lagi.

Kemudian, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) naik dari 5,5 persen (Juni 2020) menjadi 6,1 persen (Oktober 2020) dan terakhir 7,7 persen. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) naik dari 4,2 persen (Juni 2020) menjadi 4,6 persen (Oktober 2020) dan terakhir 4,8 persen.

Bagaimana Parpol-Parpol lain yang cenderung stabil atau turun? Misalnya Gerindra dan Golkar. Gerindra berada pada posisi dua besar (12,5 persen | 12,3 persen | 12,6 persen), sedangkan Golkar menyusul di tiga besar (9,7 persen | 8,8 persen | 9,1 persen).

Lantas ada PKB (6,8 persen | 6,7 persen | 6,4 persen), Nasdem (4,1 persen | 3,7 persen | 3,5 persen), PPP (2,4 persen | 1,9 persen | 2,0 persen), dan PAN (1,6 persen | 1,3 persen | 1,0 persen).

“Sungguh mengejutkan, Partai Ummat yaitu parpol baru besutan Amien Rais dengan elektabilitas 1,1 persen, atau 0,1 persen di atas PAN, berhasil menggerus basis suara PAN,” ucap Andreas.

Juga terhadap Parpol-Parpol lainnya hanya mampu meraih elektabilitas di bawah 1 persen. Di antaranya Perindo (0,9 persen | 0,5 persen | 0,4 persen), Hanura (0,3 persen | 0,2 persen | 0,2 persen), dan Berkarya (0,3 persen | 0,1 persen | 0,2 persen).

Seperi Parpol baru lain yang mulai mendapatkan dukungan adalah Gelora (0,1 persen). Sisanya tidak meraih dukungan, yaitu PBB, PKPI, Garuda, dan parpol baru Masyumi Reborn. Masih ada yang tidak tahu/tidak jawab sebesar 19,6 persen.

Dijelaskan Andreas bahwa survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 20-31 Januari 2021, dengan sambungan telepon kepada 1200 orang responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen. ■ RED/THONIE AG/EDITOR : GOES

Related posts

Karena ‘Mate Magang’, DHARMA-KUN Bisa Jadi Penentu Kemenangan Bagi Pram-Rano atau RK-Suswono

Perluas Silaturahmi ke Ulama Jakarta, PRAM – RANO Minta Doa Restu & Dukungan Supaya Target Menang Jadi Kenyataan

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Tebus Sembako Murah di Condet Jaktim