BEKASI (POSBERITAKOTA) – Tak terasa bahwa perjalanan bulan suci Ramadhan 1442 H/2021 M telah memasuki hari ke-6. Sebisa mungkin hadirilah majelis-majelis mulia seperti ta’lim Subuh sekarang ini. Kalau bisa sampai selesai Ramadhan mendatang dalam rangka untuk meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
“Kita perlu sejenak merenung, isi aktifitas duniawi kita. Hadir mengisi kuliah Subuh seperti sekarang ini, karena diri kita masih diberi nikmat sehat dan panjang umur oleh Allah SWT,” ucap Ustadz Abdul Rosyid S.Ag saat tampil sebagai penceramah dalam kuliah Shubuh di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahaan VGH Kebalen, Babelan, Bekasi, Ahad (18/4/2021).
Masuk dalam materi kuliah Subuh, Ustadz Rosyid pun mengupas hadist singkat dari riwayat Imam Ahmad. Dari situ disebutkan bahwa ada 2 hal atau perkara yang paling tidak disukai dalam kehidupan manusia. Apa itu? Satu di antaranya adalah ‘al maut‘ alias ‘kematian‘.
“Siapa pun dia maupun jabatannya, pasti benci terhadap kematian. Nah, jamaah di Masjid Al-Ikhlas ini, pasti kagak ada yang senang dengan yang namanya kematian. Jangankan yang muda, yang tua aja ogah dulu-duluan untuk menghadapi kematian. Beda sama arisan, maunya malah dapat duluan,” tutur ustadz asli Babelan, Bekasi, bikin segar kuliah Subuhnya tersebut.
Masih tentang ‘kematian‘ atau meninggal dunia, ditambahkan Ustadz Rosyid, sejatinya adalah sebuah nasehat. “Bahkan nasehat yang paling bagus dalam kehidupan ini adalah nasehat kematian. Dan, kenapa kematian itu sebagai nasehat? Karena, banyak Indoroh atau pelajaran yang bisa diambil dari situ,” tegasnya, mengingatkan.
Jadi, ulas Ustadz Rosyid, kematian itu hakekatnya merupakan nasehat. “Yang ngafanin orang mati, dia juga kelak bakal dikafanin. Begitu pula yang nyolatin, kapan-kapan juga bakal disholatin,” tuturnya.
Menyinggung soal keberadaan masjid, kata dia, merupakan tempat terakhir ‘pamitan‘ bagi seseorang yang meninggal dunia. “Makanya, marilah kita optimalkan Ramadhan dengan memakmuran masjid,” ajaknya.
Di sisi lain, Ustadz Rosyid, juga berkisah seorang ulama kaya yang akhirnya meninggalkan atribut kemewahan yang dimiliki. Ia ditinggalkan begitu saja dan cuma ditemani tongkat. Gara-garanya apa? Karena, pernah satu kali lewat atau melihat kuburan yang kemudian berimbas kalau dirinya selalu ingat pada kematian.
Menutup kuliah Subuhnya, Ustadz Rosyid, mengajak jamaah dalam momentum Ramadhan sebagai sarana untuk lebih dekat dengan Allah SWT. “Kita siapin buat akherat dan sarananya adalah Ramadhan. Jangan tinggalkan ibadah dan terus berkomunikasi dengan Allah SWT. Sebab, di bulan ini apa yang kita lakukan, semua bernilai ibadah. Sama kayak kita menanam pohon,” pungkasnya berfilosofi. ■ RED/AGUS SANTOSA