JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Ulang Tahun Humaniora Foundation (Yayasan Humaniora) diperingati umat muslim sedunia. Mengingat lembaga nirlaba ini didirikan bersamaan dengan momen Nuzulul Quran (turunnya al-Qur’an), di mana seluruh penduduk bumi beragama Islam memperingatinya.
“Sangkala turunnya al-Quran (Nuzulul Quran) kami jadikan momentum mendirikan Humaniora Foundation (Yayasan Humaniora), tepat pada tanggal 17 Ramadhan 1415 H (17 Februari 1995),” ujar Pendiri Yayasan Humaniora Eddie Karsito, di acara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-26 Yayasan Humaniora, di Kranggan Permai, Jatisampurna, Kota Bekasi, Kamis (29/04/2021).
Hadir di acara tersebut Ketua Komunitas Amal Sedekah Ikhlas Hati (KASIH), Ageng Kiwi, Pembina Sanggar Humaniora, Yati Surachman, para volunteer; relawan, penggiat sosial dan warga binaan Rumah Singgah Bunda Lenny Humaniora Foundation.
Syukuran hari ulang tahun Humaniora Foundation ditandai pemberian santunan bagi anak yatim, kaum dhua’fa, dan janda lanjut usia berprofesi sebagai pemulung.
“Santunan dilaksanakan secara simbolik dilakukan terbatas, karena masih ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus Covid-19,” ujar Ageng Kiwi, selaku Dewan Penyantun dan Donatur Tetap Yayasan Humaniora.
Sumbangan diberikan kepada para dhua’fa, anak yatim, pemulung, janda lanjut usia, serta para pekerja keras di sektor non-formal. Diantaranya, kuli bangunan, pekerja galian tanah, petugas kebersihan angkut sampah, pembantu rumah tangga (PRT), pedagang keliling, pengamen, serta profesi lainnya.
“Sedekah insya Allah menghindarkan kita dari bencana. Keutamaan sedekah juga berfungsi untuk menolak bala. Terlebih bersedekah ketika kita sendiri dalam posisi sulit. Betapa dahsyatnya kekuatan sedekah,” ujar Ageng Kiwi, yang setiap minggu mengadakan ‘Jum’at Sedekah’ keliling membagikan nasi bungkus untuk kaum dhua’fa.
Sedekah di masa pandemi Covid-19, kata Ageng lagi, memiliki manfaat membantu masyarakat. Banyak orang kesulitan ekonomi terbantu karena sedekah berdatangan dari orang-orang baik.
“Pandemi Covid-19 ujian bagi kita. Sekarang saatnya bersedekah walau kita sendiri sedang terhimpit dalam keadaan sulit. Namun kita yakin janji Allah, sedekah bisa menjadi magnet rezeki dan balasan kebaikan yang berlipat ganda,” ujar Ageng.
Al-Quran Jalan Pembebasan
Ketua Umum Yayasan Humaniora, Eddie Karsito, dalam penjelasannya mengatakan, lembaga yang dipimpinnya didedikasikan untuk memuliakan manusia, dimana al-Quran sebagai penumpunya. Substansi gerakannya menyentuh dimensi kehidupan manusia secara luas.
“Al-Quran kitab universal. Kitab kemuliaan penuh rahmat. Petunjuk bagi umat manusia. Pengarah langkah, pijakan setiap amal, tolok ukur, barometer dalam segala hal. Ini antara lain yang menjadi dasar dan alasan mengapa Yayasan Humaniora kami dirikan pada momen Nuzulul Quran,” ujar seniman lulusan Sekolah Teologi Pendidikan Guru Agama (PGA) ini.
Menurut Eddie, pentingnya memahami kandungan al-Quran dalam perspektif sosio-kultural; hablum minannas (hubungan antar sesama manusia).
Konsep tauhid dalam ajaran al-Quran, kata Eddie, bukan sekedar bermakna meng-Esakan Allah, tapi juga bermakna kesatuan (keutuhan) manusia.
“Tauhid adalah jalan pembebasan kemanusiaan dari segala bentuk kemunkaran. Tauhid yang kokoh mestilah diikuti dengan komitmen kemanusiaan yang kokoh,” ujar aktor film dan sinetron ini.
Bulan suci Ramadhan tahun ini, Yayasan Humaniora genap berusia 26 tahun (17 Ramadhan 1415 H / 17 Februari 1995 – 17 Ramadhan 1442 H / 29 April 2021).
Selain menyalurkan bantuan sosial, yayasan juga menyelenggarakan berbagai kajian sosial budaya, dalam bentuk seminar, workshop, diskusi, pelatihan jurnalistik, pelatihan seni peran, maupun pendidikan sinematografi.
Melalui Sanggar Humaniora membimbing ratusan siswa, pelajar mahasiswa, anak-anak dan remaja putus sekolah yang dididik informal melalui pendekatan seni peran dan budi pekerti secara gratis.
Melalui Rumah Singgah Bunda Lenny, melakukan aksi sosial ratusan kali, baik peduli sosial, santunan yatim dan dhua’fa, membantu korban bencana banjir, tanah longsor, kebakaran, serta pelayanan pendidikan non-formal.
Yayasan Humaniora membina ratusan pemulung, fakir miskin, dan anak yatim, non-panti yang tersebar di dua rumah singgah, Bekasi (Jakarta), dan di Baleendah Bandung.
Banyak artis-artis popular membantu yayasan ini, antara lain; Yati Surachman, Pong Hardjatmo, Ray Sahetapy, Iwan Burnani, Ageng Kiwi, Iwan Fals, Krisdayanti, Raffi Ahmad, Deddy Corbuzier, Yuni Shara, Inul Daratista, Mayangsari, Nikita Willy, Anisa Bahar, Juwita Bahar, Tiara Bahar, Nini Karlina, Fitri Karlina, Della Puspita, Ratu Bidadari, Ratna Listy, Krisna Mukti, Ayu Azhari, Marshanda, Eddies Adelia, Iis Dahlia, Ike Nurjanah, Misye Arsita (almarhumah), dan Pretty Asmara (almarhumah).
Beberapa lembaga organisasi seni budaya, lembaga pendidikan, profesi dan manajemen artis, juga turut membantu gerakan sosial yang diselenggarakan Yayasan Humaniora. Diantaranya Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Nagaswara Music, Artis Manajemen Positif Art, Sanggar Swargaloka, Triardhika Production, Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia, Yayasan Peduli Jurnalis Indonesia (YPJI), Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN), dan Komunitas Sahabat Kartini. ■ RED/ALDIANSYAH R/GOES