Khotbah di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 VGH Bekasi, USTADZ FITRIAN NABIL Sebut Sholat Ied Merupakan Manifestasi Ketaqwaan Kita

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Ditengah suasana pagi nan sejuk serta ditingkahi udara langit yang cerah, seribuan jamaah memadati pelaksanaan sholat Ied (Idhul Fitri 1 Syahwal 1442 H), di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Gerbang Timur Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Kamis (13/5/2021).

Jamaah yang mulai berdatangan sejak pukul 05.30 WIB, terdiri dari kaum bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan kalangan anak-anak – nampak memadati ruangan indoor utama masjid. Selebihnya terlihat memenuhi shaf-shaf yang disiapkan panitia penyelengara, baik di halaman belakangan, sisi kanan maupun sisi kiri masjid.

Bertindak sebagai imam dan sekaligus menjadi pengkhotbah, yakni Ustadz Fitrian Nabil L.C yang menyampaikan materi isi ceramah terkait makna filosofi dimana disebutkan bahwa sholat Ied itu merupakan manifestasi (wujud perasaan-red) daripada ketaqwaan kepada Allah SWT. Dan, mempunyai tujuan inti ibadah puasa kita serta menjadi awal yang baik untuk ibadah-ibadah kita di kemudian hari.

“Tidak terasa, waktu begitu singkat dan cepat. Kita pun telah melewati bulan Romadhon. Bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan serta keberkahan. Bulan yang sangat ditunggu-tunggu oleh seorang mukmin, karena begitu banyak limpahan kebaikan dan pahala yang didapatkan. Bahkan begitu antusiasnya seorang mukmin untuk fokus ibadah kepada Allah SWT, maka pantaslah kita sebut kalau bulan Romadhon adalah bulan Habmum minallah, di mana bulan yang sangat mempererat hubungan hamba yang sholeh dengan Allah SWT,” tutur Ustadz Nabil, mengawali kotbahnya.

Menurutnya bahwa sekarang sudah memasuki bulan Syawal, dimana saatnya melengkapi ibadah di bulan Romadhon. “Setelah satu bulan pererat hubungan kepada Allah SWT, maka di bulan ini kita rajut tali persaudaraan serta kita kokohkan persatuan. Pantaslah jika di bulan ini, kita sebut dengan bulan Hablum minannas,” ujar dia.

Seperti Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa:1 yang berbunyi: ‘Dan, bertaqwalah kepada Allah SWT yang dengan (mempergunakan) nama-NYA, kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahim, sesungguhnya Allah Maha Mengawasi Kalian’.

“Dalam surat An-Nisa:1 tersebut, Allah SWT memerintahkan persatuan dan menjaga tali persaudaraan atas dasar kemanusiaan. Tanpa memandang ras, agama, suku, warna kulit. Dan, di surat Al-Hujarat:10, Allah SWT spesifikasikan lagi persatuan yang paling kita utamakan, yaitu persatuan yang dilandaskan iman kepada Allah SWT. Orang-orang yang beriman itu sesungguhnya bersaudara, maka damaikanlah kedua saudaramu dan takutlah kamu, supaya kamu mendapatkan rahmat,” urainya, panjang lebar.

Melanjutkan kotbahnya, Ustadz Nabil memaparkan bahwa untuk dapat meraih perdamaian dan menguatkan tali persaudaraan, dibutuhkan jiwa yang taqwa. Maka madrasah tarbiyah Romadhon sangat memudahkan kita untuk merealisasikan persatuan tersebut.

“Lantas, seberapa pentingkah kita menjaga tali silaturrahim? Jika kita lihat dalam Al-Quran, banyak kita dapati perintah yang berhubungan kepada Allah SWT. Setelahnya, diiringi dengan perintah yang berhubungan kepada manusia, kita akan ambil tiga contoh, di mana Allah SWT menyebutkan satu perintah dan Allah SWT iringi perintah lain dan itu terus berulang dalam Al-Quran,” tuturnya.

Dikatakan Ustadz Nabil yang merupakan lulusan dari universitas di Kairo (Mesir) satu ini lebih lanjut, jika kita amati dengan baik, maka jelas kita dapatkan bahwa perintah Hablum minallah selalu diiringi setelahnya dengan Hablum minannas.

“Yang pertama Allah SWT perintahkan taat kepada Allah SWT, kemudian taat kepada Rassulullah. Yang kedua, Allah SWT perintahkan kita sholat (ibadah Mahdhoh), kemudian Allah SWT perintahkan kita zakat (ibadah Ghairu Mahdhoh). Dan, yang ketiga jelas sekali, Allah SWT sandingkan persembahan ibadah kita kepada Allah SWT dengan berbuat baik kepada sesama manusia, terlebih lagi adalah kepada orangtua,” urainya.

Dalam bulan Syawal ini, ditegaskan Ustadz Nabil, justru merupakan momen bersilaturahmi yang tepat. Kepada kerabat yang jauh ataupun yang dekat, silaturahim kepada orang yang menjauhi, memaafkan orang yang telah menyakiti. Dan, bahkan berbagi kepada orang yang tidak suka berbagi, menghilangkan iri hati serta dengki.

Rasulullah SAW pun bersabda dan menerangkan kita silaturahim yang sesungguhnya: “Bukan dikatakan orang yang menyambung silaturahim, karena membalas (silaturahim orang lain), akan tetapi orang yang menyambung silaturahim (sebenarnya) adalah ketika diputus tali silaturahimnya, dia menyambungnya kembali. Balaslah kemarahan dengan kesabaran, kejahilan dengan kelembutan, keburukan dengan maaf dan kebaikan.

Sebagai harapannya, diungkapkan Ustadz Nabil lagi, semoga Syawal tahun ini kiranya berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Karena apa? Karena Syawal tahun ini, bertepatan dengan suasana perjuangan kita bersama menghadapi wabah penyakit yang merata di seluruh dunia, yakni wabah virus Corona (COVID-19).

“Banyak cara kita untuk menjaga tali silaturahim dan persatuan. Yang pertama tentu dengan menziarahi ke tempatnya secara langsung, bermaafan, menyenangkan dan membahagiakan mereka. Namun jika sekiranya membahayakan, alangkah baiknya dihindarkan untuk bertemu langsung, karena kaidah mengatakan menghindari bahaya lebih diutamakan daripada memperoleh kebaikan,” katanya.

Maka, menurut Ustadz Nabil lebih lanjut, maka jangan bersedih hati jika kita tidak sampai ke rumah orangtua, sanak saudara atau tetangga. Banyak cara lain kita untuk selalu menjalin silaturahim, tentu dengan bantuan teknologi zaman ini.

Apa balasan untuk orang yang tidak menjalin silaturahim atau bahkan memutuskannya? “Dalam surah Ali Imran:112 bahwa Allah SWT menukil perkara Bani Israil. Mereka akan diliputi dengan kehinaan di manapun mereka berada, kecuali mempererat hubungan dengan Allah SWT, hubungan dengan manusia dan mereka mendapatkan murka Allah SWT, juga diliputi dengan kemiskinan. Cukuplah bukti firman Allah SWT. Pada realitanya sekarang ini, dimana Bani Israil menjadi sangat hina dimata dunia.

“Negara orang mereka rampas, melakukan kejahatan kemanusiaan, seluruh dunia pun membenci serta mengutuknya. Dan, ini pelajaran penting untuk kita bahwa yang terjadi di Bani Israil, sangat memungkinkan terjadi juga kepada kita. Maka, eratkanlah hubungan kita kepada Allah SWT dan perlu menjaga perasaan saudara kita,” pungkas khotbahnya penuh makna.

Sementara itu sebelum Ustadz Nabil jadi imam sholat Ied dan tampil berkhotbah, Baharudin yang mewakili lembaga DKM Jami Al-Ikhlas, membacakan laporan terkait perolehan infaq dan sodaqoh Tarawih selama Romadhon sebulan penuh dari para jamaah.

Selanjutnya, pimpinan wilayah (Plt.Ketua RW 025) Sukoco, saat diberi kesempatan ‘naik podium’ mengambil kesempatan untuk menyampaikan permohonan maaf terkait Hari Raya Idhul Fitri 1442 H kepada seluruh warga di wilayah RW 025. “Mari tetap kita jaga tali silaturahmi dan kekompakan. Selain itu, juga harus tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan. Karena saat ini situasinya masih belum aman dari bahaya penyebaran virus Corona atau COVID-19,” katanya. ■ RED/FOTO-FOTO: ROHMAT/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri